Jumat, 09 Oktober 2020

DASAR-DASAR PENGINDRAAN JAUH

1. Pengertian pengindraan Jauh


Menurut LILLESAND dan KIEFER, 1986 Pengindraan jauh adalah ilmu untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, wilayah atau gejala dengan cara menganalisis data-data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa berhubungan langsung dengan objek, wilayah yang dikaji.

Penjelasan lain menerangkan bahwa pengindraan jauh adalah :

ilmu untuk medapatkan informasi mengenai permukaan bumi yang diambil dari jarak jauh CAMPBEL,1994


2. Komponen Pengindraan Jauh



Ada lima komponen pengindraan jauh. Yaitu:






a. Sumber tenaga




Dalam pengindraan jauh harus ada tenaga untuk memantulkan atau memancarkan objek di permukaan bumi. Tenaga yang digunakan adalah tenaga elektromagnetik, dengan sumber utamanya adalah matahari. 


Tenaga lain yang bisa digunakan adalah sumber tenaga buatan, sehingga dikenal adanya pengindraan jauh sistem pasif dan pengindraan jauh sistem aktif.



Pengindraan Jauh Sistem Pasif, Pada pengindraan jauh sistem pasif, tenaga yang menghubungkan perekam dengan objek di bumi dengan menggunakan tenaga alamiah yaitu matahari (dengan memanfaatkan tenaga pantulan), sehingga perekamannya hanya bisa dilakukan pada siang hari dengan kondisi cuaca yang cerah. 



Pengindraan Jauh Sistem Aktif, Pada pengindraan jauh sistem aktif, perekamannya dilakukan dengan tenaga buatan (dengan tenaga pancaran), sehingga memungkinkan perekamannya dapat dilakukan pada malam hari maupun siang hari, dan di segala cuaca.




b. Atmosfer



Atmosfer mempunyai peranan untuk menghambat dan mengganggu tenaga atau sinar matahari yang datang (bersifat selektif terhadap panjang gelombang).



Tidak semua spektrum elektromagnetik mampu menembus lapisan atmosfer, hanya sebagian kecil saja yang mampu menembusnya. Hambatan pada atmosfer disebabkan oleh debu, uap air, dan gas.



Hambatan atmosfer ini berupa serapan, pantulan, dan hamburan. Hamburan adalah pantulan ke segala arah yang disebabkan oleh benda-benda yang permukaannya kasar dan bentukannya tidak menentu, atau oleh benda-benda kecil lainnya yang berserakan.



Bagian dari spektrum elektromagnetik yang mampu menembus atmosfer dan sampai ke permukaan bumi disebut jendela atmosfer.



Jendela atmosfer yang paling banyak digunakan adalah spektrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 mikrometer hingga 0,7 mikrometer.



c. Sensor



Sensor berfungsi untuk menerima dan merekam tenaga yang datang dari suatu objek. Kemampuan sensor dalam merekam objek terkecil disebut dengan resolusi spasial. Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan menjadi 2 sebagai berikut.



1) Sensor Fotografik



Sensor fotografik adalah sensor yang berupa kamera dengan menggunakan film sebagai detektornya yang bekerja pada spetrum tampak.


Hasil dari penggunaan sensor fotografik adalah bentuk foto udara.



2) Sensor Elektronik



Sensor elektronik menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada spektrum yang lebih luas, yaitu dari sinar X sampai gelombang radio dengan pita magnetik sebagai detektornya.


Keluaran dari penggunaan sensor elektrik ini adalah dalam bentuk citra.



d. Objek




Setiap objek mempunyai sifat tertentu dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.


Objek yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga akan tampak lebih cerah, sedangkan objek yang pantulan atau pancarannya sedikit akan tampak gelap.


Interaksi antara tenaga dengan objek dibagi menjadi tiga variasi, yaitu:


  • variasi spektral, mendasarkan pada pengenalan pertama suatu objek, misal cerah dan gelap,

  • variasi spasial, mendasarkan pada perbedaan pola keruangannya, seperti bentuk, ukuran, tinggi, serta panjang, dan

  • variasi temporal, mendasarkan pada perbedaan waktu perekaman dan umur objek.


e. Pengguna

Tingkat keberhasilan dari penerapan sistem pengindraan jauh ditentukan oleh pengguna data. Kemampuan pengguna data dalam menerapkan hasil pengindaraan jauh juga dipengaruhi oleh pengetahuan yang mendalam tentang disiplin ilmu masing-masing maupun cara pengumpulan data dari sistem pengindraan jauh.

Data yang sama dapat digunakan untuk mencari info yang berbeda bagi pengguna (user) yang berbeda pula. Berdasarkan kerincian, keandalan, dan kesesuaian data dari sistem pengindaraan jauh akan menentukan dapat diterima atau tidaknya data pengindraan jauh oleh pengguna (user).

f. Wahana


Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran atau tempat pemantauannya, wahana di angkasa dapat dikasifikasikan menjadi 3 kelompok :

  1. Pesawat terbang rendah sampai medium (low to medium altitude aircraft), dengan ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan iala citra foto (Foto udara)

  2. Pesawat terbang tinggi (High altitude aircraft), dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. citra yang dihasilkan yaitu foto udara dan multispectral scanners data.

  3. Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah citra satelit.


g. Perolehan data


Data yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis :

Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu bernama strestokop. Stereoskop dapat digunakan untuk melihat objek dalam bentuk 3 dimensi


Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer.


Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan interpretasi secara visual. dapat pula dengan cara numerik atau cara digital, yaitu dengan menggunakan komputer. Foto udara pada umumnya di interpretasi secara manual, sedangkan data hasil penginderaan jauh secara elektronik dapat diinterpretasikan secara manual maupun digital atau numerik.


h. Citra


Proses penginderaan jauh akan menghasilkan hasil keluaran atau yang dinamakan sebagai citra. Citra dapat kita bagi menjadi dua macam yakni Citra Foto dan Citra Nonfoto.


Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Belajar Geografi ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO