Minggu, 28 Oktober 2018

TAHAPAN KERJA SYSTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)



Tahapan kerja SIG tediri dari tahap masukan (input), proses dan keluaran atau hasil (output). Secara simpel, tahapan kerja SIG adalah sebagai berikut:

  1. Masukan Data (Data Input)

    Subsistem masukan data bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentranspormasikan format-format data asli ke format atau bentuk yang dapat diterima dan dapat dipakai dalam SIG.

    Masukan data yang tepat merupakan prasyarat dalam analisis dan pemodelan SIG. Masukan data di dalam SIG adalah semua data spasial informasi geosfera yang dapat berwujud tabel, grafik, data digital, foto udara, peta dan lain-lain. Informasi litosfera yang merupakan masukan dalam SIG tersebut meliputi informasi litosfera, pedosfera, hidorfera, biosfera, antroposfera dan atmosfera.

    Masukan data tersebut perlu untuk dikontrol kualitasnya karena masukan tersebut sangat menentukan kualitas hasil yang diperoleh. Di dalam SIG, cara pemasukan data dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu: (a) Penyiaman, (b) Digitasi, dan (c) Tabulasi. Masing-masing cara tersebut memberikan data dengan struktur dan karakteristik yang berbeda.
    • Penyiaman: yaitu proses pengubahan data grafis kontinue menjadi data grafis diskrit yang terdiri atas sel-sel penyusun gambar/piksel (penyiaman dapat dari sensor atau penyiaman data grafos analog/peta). Ciri hasil penyiaman berupa struktur data raster, informasi bersifat implisit (setiap warna/rona yang berbeda diwakili oleh nilai piksel yang berbeda).
    • Digitasi: yaitu proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis digital. Dari proses digitas ini dihasilkan struktur data vektor, data disimpan dalam bentuk titik (point), garis atau segmen (line) dan bidang (area, polygon)
    • Tabulasi: yaitu pemasukan data atribut (semua informasi non grafis yang dirujukan pada posisi geografis) melalui pembuatan tabel

  2. Pengelolaan Data

  3. Subsistem pengelolaan data pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk menimbun dan menarik kembali dari arsip data dasar. Pengorganisasian data dalam bentuk arsip dapat dimanfaatkan dalam subsistem pengelolaan data. Fungsi dari sistem pengelolaan data adalah untuk pengorganisasian data keruangan, pengambilan dan analisis data. Masukan data dalam SIG, selanjutnya disimpan di dalam basis data (data base) pada memori komputer. Jika diperlukan, data yang tersimpan dapat dipanggil, dikoreksi, dilakukan klasifikasi, pengharkatan, manipulasi dengan data lain atau diproses dengan formula tertentu, sehingga diperoleh keluaran baru.
    Basis data geografis merupakan koleksi data bereferensi spasial (geografis), disimpan secara bersama-sama, tanpa terjadinya pengulangan, untuk aplikasi pada berbagai kajian seoptimal mungkin. Data geografis mempunyai 3 komponen: lokasi geografis (berupa lokasi absolut dan lokasi relatif), atribut (dapat berupa data nominal, ordinal, interval dan ratio), serta waktu (yang menunjukkan saat data dimasukkan). SIG secara bertahpa dibangun berdasarkan sistem pengelolaan basis data (data base management system). Menurut Valenzuela (1991), ada dua pendekatan dalam menggunakan sistem pengelolaan basis data yaitu (a) sistem pengelolaan basis data yang mengelola data spasial dan data non spasial bersama-sama, sedangkan data spasial dikelola langsung oleh SIG.


  4. Analisis Data dan Simulasi

    Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG dan berfungsi untuk membedakan data yang akan diproses dalam SIG. Subsistem ini dapat digunakan untuk merubah format data, mendapatkan parameter dan melalui proses dalam pengelolaan data dapat pula diketahui hambatan yang timbul. Salah satu kelebihan SIG adalah pada stimulasi dan menghasilkan informasi baru berdasarkan data yang ada. Contoh simulasi dan analisis data dalam SIG adalah:

    1. Penyuntingan untuk pemutakhiran data. Penyuntingan dalam hal ini dikaitkan dengan pemutakhiran (up dating) data, misalnya dalam revisi peta tematik digital, dapat dilakukan secara langsung tanpa perlu menditigasi dari awal lagi.
    2. Interpolasi spasial. Pada interpolasi spasial, dimungkinkan pembuatan peta baru dengan menggunakan peta yang tersedia pada basis data. Misalnya dalam pembuatan peta lereng dan peta ketinggian, dapat diperoleh dari interpolasi data kontur dan data ketinggian yang ada dalam basis data.
    3. Tumpangsusun (Overlay) peta. Peta-peta dari berbagai tema dapat ditumpang susun, sehingga menghasilkan satuan-satuan pemetaan baru, dengan informasi baru. Operasi tumpang susun dapat dilakukan melalui map crossing, kalkulasi peta dan tumpang susun dengan bantuan tabel 2 dimensi.


  5. Keluaran Data (Data Output)

    Subsistem ini berfungsi untuk menayangkan maupun hasil analisis data geografis secara kualitatif ataupun kuantitatif. Keluaran SIG dapat berupa peta cetakan (hardcopy), rekaman (softcopy), dan tayangan (display). Keluaran data ini dapat diwujudkan dalam bentuk, grafik, peta, tabel atau hasil olahan statistik. Melalui keluaran ini pengguna dapat melakukan identifikasi informasi yang diperlukan sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan maupun perencanaan.

Metode Penelitian Geografi

Metode penelitian geografi ada beberapa jenis

  1. Metode Deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala dan fenomena yang terjadi secara sistematik faktual dan akurat mengenai kondisi alam dan manusia pada suatu wilayah. Peneliti tidak memberikan perlakuan pada fenomena tersebut. Misalnya mendeskripsikan fenomena kehidupan masyarakat suku anak dalam di provinsi Jambi, fenomena kehidupan nelayan di pesisir utara Jawa, fenomena kekeringan di Jawa Timur, dan fenomena pergerakan penduduk di daerah pinggiran kota Bandung.

  2. Metode Studi Kasus. Penelitian studi kasus dilakukan secara intensif pada kondisi alam atau manusia pada suatu wilayah yang mengalami kasus secara spesifik. Fokus utamanya adalah mengkaji pengaruh manusia terhadap lingkungannya pada suatu wilayah tertentu yang berbeda dengan wilayah lainnya. Misalnya fenomena kasus motivasi TKW dari Kabupaten Cianjur dan Indramayu yang bekerja di Timur Tengah fenomena pemanfaatan objek wisata Karst di Kabupaten Maros, fenomena penyebaran penyakit demam berdarah di wilayah pesisir, dan fenomena budidaya tanaman ubi jalar di Kabupaten Jayawijaya

  3. Metode Survei. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh fakta suatu fenomena atau gejala di lapangan. Hasilnya dapat digunakan untuk pemecahan masalah dan perumusan pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan wilayah. Contohnya adalah survei jumlah penduduk survei perubahan penggunaan lahan dan survey pemantauan tingkat bahaya erosi.
  4. Metode Historis. Metode ini digunakan untuk mengkaji fenomena geografi berdasarkan urutan waktu (kronologis). Metode ini akan lebih efektif menggunakan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi melalui pemodelan spasial monitoring yaitu membandingkan data spasial dari waktu yang berbeda (time series) misalnya untuk mengkaji perubahan penggunaan lahan di pinggiran Jakarta melalui monitoring pendangkalan di Laguna Segara Anakan, melakukan pemantauan kerusakan hutan di pulau Kalimantan, dan analisis arah perkembangan kota Medan.

  5. Metode Korelasional. Metode korelasional mengkaji fenomena atau masalah geografi dengan menghubungkan antara dua variabel atau lebih. Tingkat hubungan antara variabel tersebut dinyatakan dengan koefisien korelasi. Misalnya mengkaji hubungan antara pendidikan orang tua dengan motivasi menyekolahkan anak, hubungan antara ketinggian tempat dengan persebaran jenis tumbuhan, dan hubungan antara jarak terhadap keputusan lokasi berbelanja.

  6. Metode Eksperimen. Metode ini dilakukan untuk mengetahui sebab akibat atas permasalahan geografi, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif berupa data angka melalui analisis statistik. Penelitian ini menekankan perlakuan untuk melihat pengaruh atau perubahan variabel yang diberi perlakuan atau tindakan dengan variabel yang tidak diberi perlakuan. Misalnya penelitian eksperimen untuk melihat perbedaan produktivitas hasil pertanian pada lahan yang diberi pupuk organik dan lahan yang diberi pupuk anorganik.

  7. Metode Penelitian Tindakan. Penelitian tindakan merupakan penelitian yang biasa dilakukan dalam pendidikan geografi, merupakan bentuk batas pembelajaran yang telah dilakukan. Penelitian ini menggunakan beberapa siklus dan treatment pada satu kelas yang mengalami masalah sehingga benar-benar dapat diatasi permasalahan tersebut.
Sumber : 
Lili Somantri Nurul Huda, 2006. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Geografi Jilid 1. Grafindo. Bandung.

Jumat, 26 Oktober 2018

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Setiap pengelolaan sumber daya alam akan menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan. Agar sumber daya alam dapat memberikan mafaat yang sebesar-besarnya tanpa harus menimbulkan dampak negatif, maka pengelolaan sumber daya alam harus dilengkapi dengan AMDAL

Menurut UU Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyebutkan bahwa setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan AMDAL yang diatur oleh peraturan pemerintah.

Dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia termasuk didalamnya dampak pembangunan fisik dan nonfisik. Besarnya dampak dipengaruhi oleh jumlah penduduk, luas wilayah, lama dan intensitas dampak, dan banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak.

A.  Tujuan AMDAL

Tujuan AMDAL adalah menjamin tetap terpelihara nya kemampuan lingkungan hidup untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan.

Pengelolaan lingkungan secara bijak harus menggunakan AMDAL

Kegiatan yang harus dilakukan AMDAL adalah

  1. Perubahan bentuk lahan dan bentuk alam, seperti pembuatan jalan, bendungan dan pembukaan hutan
  2. Eksploitasi sumber daya alam baik sumber daya alam tidak perbaharui maupun perbarui seperti pertambangan dan eksplotasi hutan. 
  3. Proses dan kegiayan yang akan menimbulkan pemborosan, kerusakan dan kemerosotan pemanfaatan sumber daya alam dan energi, seperti pemanfaatan lahan yang tidak diikuti dengan konservasi lahan
  4. Proses dan hasil yang mengancam kesejahteraan penduduk, pelestarian kawasan konservasi konservasi alam dan cagar budaya, seperti kegiatan yang menimbulkan pencemaran
  5. penerapan teknologi yang diperkirakan memiliki potensi besar berdampak pada lingkungan
B. Manfaat AMDAL
  1. Mencegah agar potensi sumber daya alam yang dikelola tidak rusak, 
  2. Menghindari efek samping dari pengolahan sumber daya terhadap sumber daya alam lainnya 
  3. Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencernaan 
  4. Dapat diketahui manfaat yang berguna bagi bangsa negara atau masyarakat.
Manfaat AMDAL untuk Pemerintah
  1. Amdal dapat membantu proses perencanaan untuk mencegah pencemaran dan kerusakan yang terjadi pada lingkungan.
  2. Amdal dapat membantu mencegah konflik yang terjadi dengan masyarakat terhadap dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan atau usaha.
  3. Amdal dapat menjaga agar proses pembangunan berjalan sesuai dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
  4. Amdal membantu mewujudkan pemerintahan yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan lingkungan hidup.
Manfaat AMDAL untuk Pemrakarsa atau Pelaksana usaha
  • Amdal dapat membantu membuat usaha dan kegiatan menjadi lebih terjamin dan aman.
  • Amdal dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengajuan kredit atau hutang usaha di bank.
  • Amdal dapat dijadikan sebagai sarana dalam membantu interaksi dengan masyarakat sekitar sebagai bukti dari ketaatan terhadap hukum.

Manfaat AMDAL bagi Masyarakat
  • Amdal dapat menjelaskan kepada masyarakat mengenai dampak yang terjadi kedepannya telah usaha atau kegiatan tersebut dijalankan.
  • Dengan amdal, masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan suatu kegiatan dan mengontrol kegiatan tersebut.
  • Dengan amdal, masyarakat dapat ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang akan berpengaruh pada lingkungan tempat tinggalnya.
C. Susunan Langkah-langkah AMDAL
  1. Penyalinan informasi lingkungan (PIL), berisi informasi tentang kondisi lingkungan sebelum suatu kegiatan dilaksanakan
  2. Kerangka acuan amdal (KAL), harus disusun dan disepakati bersama oleh pihak yang terkait
  3. Rencana pengelolaan lingkungan (RKL),  menjelaskan teknis pengelolaan lingkungan yang terkena dampak kegiatan
  4. Rencana pemantauan lingkungan (RPL), dilakukan untuk mengetahui dampak pada setiap aspek lingkungan
  5. Penyajian evaluasi lingkungan (PEL), berisi hasil evaluasi kondisi lingkungan pada saat kegiatan berlangsung
  6. Studi evaluasi lingkungan :L(SEL), digunakan untuk mengevaluasi kegiatan yang sedang berlangsung
  7. Tatalaksana AMDAL, pelaksanaan AMDAL sampai operasi kegiatan.
D. Fungsi AMDAL
  1. Bahan pertimbangan untuk perencanaan pembangunan suatu wilayah.
  2. Membantu dalam proses pengambilan keputusan atas kelayakan sebuah lingkungan hidup dari rencana usaha atau kegiatan tertentu.
  3. Membantu memberikan masukan dalam rangka menyusun sebuah rancangan yang terperinci dari suatu rencana usaha atau kegiatan.
  4. Membantu memberikan masukan dalam suatu proses penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
  5. Membantu memberikan informasi terhadap masyarakat tentang dampak-dampak  yang mungkin ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
  6. Rekomendasi utama untuk sebuah  izin usaha.
  7. Scientific Document dan Legal Document.
  8. Izin Kelayakan Lingkungan.


Rabu, 17 Oktober 2018

KETAHANAN PANGAN, INDUSTRI, DAN ENERGI

A.        KETAHANAN PANGAN

1.         Pengertian
Pengertian pangan menurut UU nomor 18 tahun 2012 adalah segala segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan perikanan, peternakan baik yang di oleh maupun tidak di oleh yang di peruntukan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia.
Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, mengartikan ketahanan pangan sebagai : kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Pengertian mengenai ketahanan pangan tersebut mencakup aspek makro, yaitu tersedianya pangan yang cukup; dan sekaligus aspek mikro, yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif.
Pada tingkat nasional, ketahanan pangan diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman; dan didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya lokal.

2.             Potensi & Persebaran Sumber Daya Pertanian, Perkebunan, Perikanan, dan Perternakan untuk Ketahanan Pangan Nasional
a.         Potensi dan Persebaran Sumber Daya Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.  Persebaran hasil pertanian di Indonesia sebagai berikut.
No.
Hasil Pertanian
Daerah Penghasil
1.
Padi (Beras)
Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan NTB.

2.

Jagung
Jawa Tengah (Wonosobo, Semarang, Jepara, dan Rembang), Jawa Timur (Besuki, Madura), dan Sulawesi (Minahasa dan sekitar danau Tempe).
3.
Ubi Kayu (Singkong)
Sumatera Selatan, Lampung, Madura, Jawa Tengah (Wonogiri), dan Yogyakarta (Wonosari).
4.
Kedelai
Jawa Tengah (Kedu, Surakarta, Pekalongan, Tegal, Jepara, Rembang) ), D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur (Jember).

5.

Kacang Tanah
Sumatera Timur, Sumatera Barat, Jawa Tengah (Surakarta, Semarang, Jepara, Rembang, Pati), Jawa Barat (Cirebon, Priangan), Bali, dan Nusa Tenggara Barat (Lombok).

Agroindustri adalah sebuah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. secara eksplisit pengertian agroindustri dikemukakan oleh Austin (1981) yaitu: perusahaan yang memproses bahan nabati (tanaman) atau hewani (hewan). Proses yang digunakan mencakup perubahan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi. Produk agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi atau sebagai produk bahan baku industri lainnya.
b.        Potensi dan Persebaran Sumber Daya Perkebunan
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuandan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Komoditas perkebunan antara lain.
No.
Hasil Perkebunan
Daerah Penghasil
1.
Tebu
Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sumatera.

2.

Tembakau
Sumatera Utara (Deli), Sumatera Barat (Payakumbuh), Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Tengah (Kedu, Temanggung, Parakan, Wonosobo), dan Jawa Timur (Bojonegoro, Besuki).

3.

Teh
Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Garut), Jawa Tengah (Pegunungan Dieng, Wonosobo, Temanggung, Pekalongan), Sumatera Utara (Pematang Siantar), dan Sumatera Barat.

4.

Kopi
Jawa Barat, Jawa Timur (Kediri, Besuki), Sumatera Selatan (Palembang), Bengkulu, Sumatera Utara (Deli, Tapanuli), Lampung (Liwa), Sulawesi (Pegunungan Verbeek), Flores (Manggarai).

5.

Karet
D.I. Aceh, Sumatera Utara (Kisaran, Deli, Serdang), Bengkulu (Rejang Lebong), Jawa Barat, Jawa Tengah (Banyumas, Batang), Jawa Timur (Kawi, Kelud), dan Kalimantan Selatan (Meratus).

6.

Kelapa
Jawa Barat (Banten, Priangan), Jawa Tengah (Banyumas), D.I. Yogyakarta, Jawa Timur (Kediri), Sulawesi Utara (Minahasa, Sangihe, Talaud, Gorontalo), dan Kalimantan Selatan (Meratus).
7.
Kelapa Sawit
D.I. Aceh (P. Simelue), Sumatera Utara (P. Nias, P. Prayan,Medan, Pematang Siantar).
8.
Cokelat
Jawa Tengah (Salatiga) dan Sulawesi Tenggara.
9.
Pala
Jawa Barat dan Maluku. 

10.

Cengkeh
D.I. Aceh, Sumatera Utara (Tapanuli), Jawa Barat (Banten, Priangan), Jawa Tengah (Banyumas), Sulawesi Utara (Minahasa), dan Maluku.
11.
Lada
Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan (Palembang, P. Bangka), dan Kalimantan Barat.
12.
Vanili
Flores (Manggarai, Bajawa), Papua, dan daerah lainnya di Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman flora. Iklimnya sangat cocok untuk tumbuh sebagai jenis tanaman. Tanaman perkebunan mempunyai peranan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Pengusahaan berbagai komoditas tanaman ini telah mampu mendatangkan devisa bagi negara, membuka lapangan kerja dan menjadi sumber pendapatan penduduk, serta berkontribusi dalam upaya melestarikan lingkungan. Budidaya perkebunan sudah merupakan kegiatan usaha yang hasilnya untuk diekspor atau digunakan sebagaibahan baku industri.
c.              Potensi dan Persebaran Sumber Daya Perikanan
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis.
No.
Hasil Perikanan
Daerah Persebaran
1.
Budidaya Undang & Bandeng
Pantai utara Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.


2.


Penangkapan ikan (Nelayan Tradisional & Modern)
Sumatera Timur, Bengkalis untuk jenis ikan terubuk. Ikan tenggiri, cumi-cumi, udang, rumput laut, dan ikan layang-layang dari daerah Laut Jawa, Selat Sunda, Pantai Selatan, Selat Bali, Selat Flores, dan Selat Makasar. Kep. Maluku (Ambon) menghasilkan tiram, mutiara, dan tongkol.
Sumber daya laut merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui, namun ada juga yang tidak dapat diperbaharui. Pemanfaatan sumber daya laut secara terus-menerus dikembangkan, untuk memenuhi kebutuhan pangan (protein hewani), energi, bahan baku, perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan negara. Penduduk Indonesia yang bergerak dibidang perikanan laut meliputi penduduk yang menghuni daerah pantai, 90% dari hasil hasil laut berasal dari perikanan rakyat. Selain ikan laut, perairan Indonesia juga memiliki potensi lain, yaitu sebagai berikut :
1)           Indonesia sejak dahulu dikenal dengan mutiaranya, yang di dapat di sekitar Kepulauan Aru.
2)            Indonesia telah membudidayakan kerang laut.
3)           Indonesia kaya akan taman laut, seperti disekitar Laut Banda dan disebelah utara Sulawesi Utara yang bisa dikembangkan menjadi daerah wisata laut yang banyak menarik wisatawan domestik maupun wisatawan asing dan sangat populer untuk pengembangan olahraga menyelam.
4)           Pada akhir-akhir ini ditemukan bahwa dasar laut Indonesia di beberapa daerah mengandung minyak bumi. Terdapat pengeboran lepas pantai seperti di lepas pantai Sumatera, Jawa, Madura dan beberapa daerah lain.
d.        Potensi & Persebaran Sumber Daya Perternakan
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
No.
Hasil Perternakan
Wilayah Budidaya
1.
Ternak Sapi
Sumatera (Aceh), Jawa, Madura, Bali, dan NTB (Lombok & Sumbawa).
2.
Ternak Kerbau
Aceh, Sulawesi, dan Jawa.
3.
Ternak Kuda
Nusa Tenggara Timur (Pulau Sumba) dan Sumatera Barat.
4.
Ternak Babi
Bali, Maluku, Sulawesi Utara (Minahasa), Sumatera Utara (Tapanuli), Jawa Barat (Karawang)

B.        BAHAN INDUSTRI
1.         Pengertian
Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.
Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

2.         Potensi & Persebaran Sumber Daya untuk Penyediaan Bahan Industri
a.           Potensi Geografis untuk Penyedia Bahan Baku
Posisi Indonesia di sekitar daerah tropis dengan tingkat curah hujan yang tinggi, dilalui system jalur pegunungan muda yang aktif, memungkinkan tanahnya subur dan kaya akan barang barang tambang. Selain barang tambang potensi alam Indonesia yang dimanfaatkan sebagai bahan baku industri berasal dari:
1)          Hasil Pertanian
Dengan keadaan tanah yang subur dan beriklim tropis, tanah di Indonesia dapat ditanami berbagai macam tanaman. Oleh karena itu, tak heran jika tanah di Indonesia dijadikan penanaman untuk bahan baku industry seperti: kedelai, kacang tanah dsb.
2)          Perkebunan
Di Indonesia yang kaya akan alam dan SDA ini, juga terdapat perkebunan-perkebunan yang dijadikan bahan baku industry, antara lain: tebu, karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, teh, cengkih, kapas, cokelat, lada, dan tembakau.
3)          Hasil hutan
Indonesia memiliki 4 macam hutan, yaitu : hutan hujan tropis, hutan musim, hutan bakau dan savanna. Tak heran, jika Indonesia juga memanfaatkan hasil hutan sebagai bahan baku industry, seperti: kayu, rotan, damar dsb.
4)          Barang tambang
Tak hanya pertanian, perkebunan dan hasil pertanian saja, Indonesia juga memanfaatkan barang tambang untuk bahan baku industri, seperti: minyak bumi, batu bara, timah putih, bijih bauksit, nikel, alumunium, tembaga, bijih mangan, bijih besi, emas, fosfat, belerang, batu gamping, kaolin, pasir kuarsa, feldspar dan mika, intan, serpentin, yodium, asbes, tanah liat, tanah tras dsb.

C.        ENERGI TERBARU & TERBARUKAN
1.         Pengertian
Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Definisi paling umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Dengan definisi ini, maka bahan bakar nuklir dan fosil tidak termasuk di dalamnya.
Dari definisinya, semua energi terbarukan sudah pasti juga merupakan energi berkelanjutan, karena senantiasa tersedia di alam dalam waktu yang relatif sangat panjang sehingga tidak perlu khawatir atau antisipasi akan kehabisan sumbernya. Para pengusung energi non-nuklir tidak memasukkan tenaga nuklir sebagai bagian energi berkelanjutan karena persediaan uranium-235 di alam ada batasnya, katakanlah ratusan tahun. Tetapi, para penggiat nuklir berargumentasi bahwa nuklir termasuk energi berkelanjutan jika digunakan sebagai bahan bakar di reaktor pembiak cepat (FBR: Fast Breeder Reactor) karena cadangan bahan bakar nuklir bisa "beranak" ratusan hingga ribuan kali lipat.
Di sisi lain para penentang nuklir cenderung menggunakan istilah "energi berkelanjutan" sebagai sinonim dari "energi terbarukan" untuk mengeluarkan energi nuklir dari pembahasan kelompok energi tersebut. Energi terbarukan berasal dari "proses alam yang berkelanjutan", seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air proses biologi, dan panas bumi.

2.         Potensi & Persebaran Sumber Daya untuk Penyediaan Energi Baru & Terbarukan
Energi terbarukan (renewable energy) merupakan sumber energi alam yang dapat langsung dimanfaatkan dengan bebas. Selain itu, ketersediaan energi terbarukan ini tak terbatas dan bisa dimanfaatkan secara terus menerus.
a.            Angin
Angin sendiri seringkali dimanfaatkan dalam teknologi kincir angin, khususnya di negara dengan intensitas angin sangat banyak. Angin ini nantinya akan mendorong turbun dari kincir angin yang bisa menghasilkan energi listrik. Pemanfaat energi angin menjadi listrik di Indonesia telah dilakukan seperti pada Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTBayu) Samas di Bantul, Yogyakarta.
b.          Matahari
Energi matahari atau surya adalah energi terbarukan yang bersumber dari radiasi sinar dan panas yang dipancarkan matahari. Sumber energi panas dari matahari juga banyak digunakan untuk berbagai macam aktivitas, seperti fotosintesis buatan, listrik tenaga surya, menjemur pakaian dan lain sebagainya. Pembankit Listrik Tenaga Surya yang terdapat di Indonesia antara lain : PLTS Karangasem (Bali), PLTS Raijua, PLTS Nule, dan PLTS Solor Barat (NTT)
c.          Air Laut Pasang
Energi gelombang laut atau ombak adalah energi terbarukan yang bersumber dari dari tekanan naik turunnya gelombang air laut. Indonesia sebagai negara maritim yang terletak diantara dua samudera berpotensi tinggi memanfaatkan sumber energi dari gelombang laut. Sayangnya sumber energi alternatif ini masih dalam taraf pengembangan di Indonesia. Pemanfaatan air laut pasang atau gelombang dari air laut ini kian dijadikan sebagai sumber energi terbarukan untuk menghasilkan listrik.
d.         Panas Bumi
Energi panas bumi atau geothermal adalah sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Energi panas bumi diyakini cukup ekonomis, berlimpah, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Namun pemanfaatannya masih terkendala pada teknologi eksploitasi yang hanya dapat menjangkau di sekitar lempeng tektonik. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dimiliki Indonesia antara lain: PLTP Sibayak di Sumatera Utara, PLTP Salak (Jawa Barat), PLTP Dieng (Jawa Tengah), dan PLTP Lahendong (Sulawesi Utara).
e.         Tumbuhan
Produk yang dihasilkan dari tanaman atau tumbuhan ini sebenarnya bisa diolah untuk kebutuhan produk yang lain, misalnya kertas, kayu bakar hingga produk lainnya yang bisa dimanfaatkan. Akan tetapi, kekurangan dari energi terbarukan ini adalah bisa mengakibatkan beragam bencana alam apabila digunakan secara terus menerus tetapi tidak diimbangi dengan pelestarian tumbuhan tersebut.
f.          Biofuel
Biofuel atau bahan bakar hayati adalah sumber energi terbarukan berupa bahan bakar (baik padat, cair, dan gas) yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Sumber biofuel adalah tanaman yang memiliki kandungan gula tinggi (seperti sorgum dan tebu) dan tanaman yang memiliki kandungan minyak nabati tinggi (seperti jarak, ganggang, dan kelapa sawit).
g.          Air
Selain air laut pasang, energi air juga energi alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Sumber energi yang satu ini didapatkan dengan memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki oleh air Di Indonesia sendiri sudah terdapat puluhan PLTA untuk menghemat sumber daya tak terbarukan.
h.         Biomassa
Biomassa adalah jenis energi terbarukan yang mengacu pada bahan biologis yang berasal dari organisme yang hidup atau belum lama mati. Sumber biomassa antara lain bahan bakar kayu, limbah dan alkohol. Pembangkit listrik biomassa di Indonesia seperti PLTBM Pulubala di Gorontalo yang memanfaatkan tongkol jagung.

D.          PENGELOLAAN SUMBER DAYA DALAM PENYEDIAAN BAHAN PANGAN, INDUSTRI, DAN ENERGI TERBARU MAUPUN TERBARUKAN DI INDONESIA

1.         Pengelolaan dalam Ketahanan Pangan
a.         Strategi Dalam Pembangunan Ketahanan Pangan
1)           Peningkatan kapasitas produksi pangan nasional secara berkelanjutan melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi.
2)           Revitalisasi industri hulu produksi pangan (Benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian)
3)           Revitalisasi Industri Pasca Panen dan Pengelolaan Pangan
4)           Revitalisasi dan Restrukturisasi kelembagaan pangan yang ada: Kopersasi, UKM, dan lumbung desa.
5)           Pengembangan kebijakan yang kondusif untuk terciptanya kemandirian pangan yang melindungi pelaku bisnis pangan dari hulu hingga hilir meliputi penerapan Teknikal Barrier for Trade (TBT) pada produk pangan, insentif, alokasi kredit, dan harmonisasi tarif bea masuk, pajak resmi dan tak resmi.
b.        Sistem Ketahanan Pangan
1)          Sistem Ketersediaan (Food Availability), yaitu ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baik yang berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan maupun bantuan pangan. Ketersediaan pangan ini harus mampu mencukupi pangan yang didefinisikan sebagai jumlah kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat.
2)            Akses Pangan (Food Access), yaitu kemampuan semua rumah tangga dan individu dengan sumber daya yang dimilikinya untuk memperoleh pangan yang cukup untuk kebutuhan gizinya yang dapat diperoleh dari produksi pangannya sendiri, pembelian ataupun melalui bantuan pangan. Akses rumah tangga dan individu terdiri dari akses ekonomi, fisik dan sosial. Akses ekonomi tergantung pada pendapatan, kesempatan kerja dan harga. Akses fisik menyangkut tingkat isolasi daerah (sarana dan prasarana distribusi), sedangkan akses sosial menyangkut tentang preferensi pangan.
3)          Penyerapan Pangan (Food Utilization), yaitu penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup sehat yang meliputi kebutuhan energi, gizi, air dan kesehatan lingkungan. Efektifitas dari penyerapan pangan tergantung pada pengetahuan rumah tangga/individu, sanitasi dan ketersediaan air, fasilitas dan layanan kesehatan, serta penyuluhan gizi dan pemeliharaan balita.
c.         Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan
1)           Lahan, merupakan faktor penting dalam penyediaan sumber pangan, terutama yang terkait sumber pangan hasil budi daya pertanian dan perkebunan. Semakin luas lahan potensial yang digunakan untuk mengusahakan tanaman pangan, semakin baik ketahanan pangan di suatu negara.
2)           Iklim dan Cuaca, Indonesia memeiliki dua musim yaitu kemarau dan penghujan, musim ini sangat berpengaruh terhadap hasil dan produksi pertanian. Demikian juga dengan keadaan pengaruh dari fenomena El Nino (musim kemarau yang berkepanjangan) dan La Nina (meningkatnya curah hujan sehingga menyebabkan banjir), walaupun ini tidak terjadi di semua wilayah Indonesia, anamun berdampak juga pada hasil pertanian.
3)           Teknologi, semakin tinggi teknologi yang dimiliki, maka akan semakin mudah dalam melakukan proses produksi maupun meningkatkan hasil produksi di suatu wilayah atau negara. Contoh : Penggunaan mesin traktor untuk mengolah lahan, penggunaan GPS untuk nelayan, penggunaan bibit bioteknologi untuk mempercepat pertumbuhan dan hasil tanam dan hydrophonik untuk penanaman di wilayah yang sempit.
4)           Infrastruktur, ketersediaan infrastruktur yang memadai baik di darat, laut maupun udara akan mempercepat proses distribusi dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Hal ini akan meningkatkan ketahanan pangan baik secara lokal maupun nasional di wilayah Indonesia ( negara dengan wilayah kepulauan).
2.         Pengelolaan dalam Industri
a.         Bidang industri dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)            Industri barang, merupakan usaha mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Kegiatan industri ini menghasilkan berbagai jenis barang, seperti pakaian, sepatu, mobil, sepeda motor, pupuk, dan obat-obatan.
2)           Industri jasa, merupakan kegiatan ekonomi yang dengan cara memberikan pelayanan jasa. Contohnya, jasa transportasi seperti angkutan bus, kereta api, penerbangan, dan pelayaran. Perusahaan jasa ada juga yang membantu proses produksi. Contohnya, jasa bank dan pergudangan. Pelayanan jasa ada yang langsung ditujukan kepada para konsumen. Contohnya asuransi, kesehatan, penjahit, pengacara, salon kecantikan, dan tukang cukur.
b.        Macam-Macam Bahan Industri
Bahan-bahan industri yang biasa dipakai atau ditemukan di indonesia adalah Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui (Reneable), Sumber Daya Alam yang tidak dapat di perbaharui (Unreneable).
1)           Bahan mentah, semua bahan yang didapat dari sumber daya alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut (Contoh: Kapas untuk industri tekstil, batu kapur untuk industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja).
2)           Bahan baku industri, bahan mentah yang diolah atau tidak diolah dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri (Contoh: Lembaran besi atau baja untuk industri pipa, kawat, konstruksi jembatan, seng, tiang telpon, benang adalah kapas yang telah dipintal untuk industri garmen (tekstil), minyak kelapa, bahan baku industri margarine).
3)          Barang setengah jadi, bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi (Contoh: Kain dibuat untuk industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk barang-barang cetakan).
4)         Barang jadi, barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya industri pakaian, mebel, semen, dan bahan bakar.
c.         Dampak Pembangunan Industri
1)            Dampak positif: terbukanya lapangan kerja, terpenuhinya berbagai kebutuhan masyarakat, Pendapatan/kesejahteraan masyarakat meningkat, menghemat devisa negara, mendorong untuk berfikir maju bagi masyarakat, terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industry, dan penundaan usia nikah.
2)          Dampak negative: terjadi pencemaran lingkungan, konsumerisme, hilangnya kepribadian masyarakat, terjadinya peralihan mata pencaharian, terjadinya urbanisasi di kota-kota, terjadinya permukiman kumuh di kota-kota.
d.        Faktor Pendukung & Penghambat
1)            Faktor pendukung: Indonesia kaya bahan mentah, jumlah tenaga kerja tersedia cukup banyak, tersedia pasar dalam negeri yang banyak, iklim usaha yang menguntungkan untuk orientasi kegiatan industry, tersedia berbagai sarana maupun prasarana untuk industry, stabilitas politik yang semakin mantap, banyak melakukan berbagai kerjasama dengan negara-negara lain dalam hal permodalan, alih teknologi, letak geografis Indonesia yang menguntungkan, kebijaksanaan pemerintah yang menguntungkan, kersedia sumber tenagalistrik yang cukup.
2)          Faktor penghambat: penguasaan teknologi masih perlu ditingkatkan, mutu barang yang dihasilkan masih kalah bersaing dengan negara-negara lain, promosi di pasar internasional masih sangat sedikit dilakukan, jenis-jenis barang tertentu bahan bakunya masih sangat tergantung dengan negara lain, sarana dan prasarana yang dibutuhkan belum merata di seluruh Indonesia, modal yang dimiliki masih relatif kecil
e.         Klasifikasi Industri
1)           Jenis-Jenis Industri berdasarkan Bahan Baku
·             Industri ekstraktif, adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh: pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain.
·              Industri nonekstaktif, adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar.
·             Industri fasilitatif, adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh: Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.
2)           Jenis-Jenis Industri berdasarkan berdasarkan Ukuran Modal
·            Industri padat modal, adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.
·            Industri padat karya, adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.
3)            Jenis-Jenis Industri berdasarkan PenjenisannyaBerdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986
·             Industri Kimia Dasar (Seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk)
·             Industri Mesin dan Logam Dasar (seperti industri pesawat terbang, kendaraan, tekstil)
·             Industri Kecil (seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, minyak goreng curah)
·             Aneka industry (seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman)
4)             Jenis-Jenis Industri berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
·            Industri rumah tangga, tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
·             Industri kecil, tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.
·           Industri sedang atau industri menengah, tenaga kerja berjumlah antara  20-99 orang.
·                Industri besar, tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.
5)             Jenis-Jenis Industri berdasarkan Pemilihan Lokasi
·             Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry), adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada.
·            Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja (man power oriented industry), adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja untuk lebih efektif dan efisien.
·           Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry), adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas biaya transportasi yang besar.
6)             Jenis-Jenis Industri berdasarkan Produktifitas Perorangan
·            Industri primer, adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu (Produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan).
·             Industri sekunder, adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. (Benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya).
·            Industri tersier, adalah industri yang produknya berupa layanan jasa (telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan).
3.         Pengelolaan Dalam Energi Terbarukan
a.           Tenaga Surya
Indonesia memiliki potensi energi surya yang cukup besar mengingat letak geografisnya yang berada pada daerah tropis. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia untuk Kawasan Barat Indonesia (KBI) mencapai 4,5kWh/m 2/hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; untuk Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Penyediaan energi surya di Indonesia, telah diterapkan pengembangannya yaitu pengembangan energi surya forovoltaik dan energi surya termal. Namun, karena kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau terpencil yang sangat sulit terjangkau oleh jaringan listrik yang menggunakan tenaga surya. Serta tingginya biaya modul surya yang masih menjadi komponen utama teknologi energi surya fotovoltaik untuk diterapkan di Indonesia. Oleh sebab itu, pada energi surya ini yang memiliki peran penting sebagai sumber tenaga listrik.
b.          Panas bumi
Indonesia memiliki sumber energi panas bumi terbesar didunia (40% dunia) karena sepanjang jalur gunung api aktif mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan Maluku serta merupakan potensi panas bumi terbesar di dunia. Namun, pemanfaatannya yang masih belum optimal. Pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkitan tenaga listrik, saat ini masih sangat kecil dibandingkan dengan pontensi sumber daya dan cadangan yang ada, yaitu baru mencapai 1,189 MW atau sebesar 4% dari potensi yang ada (Luluk, 2011) Berbagai inisiatif untuk mengembangkan energi terbarukan yang ditujukan pada eksplotasi panas bumi dimana Indonesia pada tahun lalu menandatangani perjanjian kerjasamanya dengan pemerintah Selandia Baru, dimana pemerintah Selandia Baru telah aktif dalam mengembangkan energi panas bumi yang telah berkontribusi hingga 70%. Sejumlah investor pun baru-baru ini telah memasuki sektor dalam mengelola energi panas bumi, diantaranya Jepang dan India. Berdasarkan Kebijakan Energi Nasional telah mentargetkan sebesar 9.500 MW pada tahun 2025 dari pembangkit listrik dari panas bumi.
c.         Biofuel
Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pusat produksi biofuel, misalnya pada cadangan biomass yang besar dari industry pertanian termasuk gula, karet, dan minyak sawit. Walaupun pada saat ini masih banyak sumber biofuel kita diekspor karena kualitas makanan yang tinggi. Bioetanol Bioetanol telah menjadi rencana Indonesia untuk mengurangi impor energi dan meningkatkan standar kualitas udara.
d.        Energi Angin
Berdasarkan proyek pengalaman yang dilakukan oleh Pemerintah Denmark pada tahun 1991 yang memanfaatkan energi terbarukan pada perkembangan energi angin dan energi matahari. Langkah-langkah yang dirilis oleh Pemerintah Denmark sebagai langkah penting dalam menuju masa depan yang ramah lingkungan, serta memiliki banyak pasokan energi berkelanjutan yang saat ini telah diterapkan oleh Danish political thingking and priorities dan diterima oleh penduduk dan industri di Denmark. Jadi, dengan memanfaatkan tenaga angin lepas pantai sebagai era pasar baru yang masih menjadi dekade pada saat ini.
e.         Biomass dan pengolahan biogas
Saat ini, 85.5% sisa biomas datang dari industri kelapa sawit, seperti yang ditunjukkan dalam pohon ara. Sumber-sumber biomass berbeda-beda dari buah kue, serat-serat kosong, kerang palm koper itu yang masing-masing berisi berbagai tingkat energi dan jumlah potensinya. Kelapa sawit telah berpotensi yang sangat baik dalam memproduksi energi alternatif karena calorific berisi. Dengan 50% efisiensi, biomass dari kelapa dapat menghasilkan 8 Mtoe energi, dan dapat menyimpan RM 7,5 milyar per tahun dari minyak mentah. Pada tahun 2007, untuk setiap hektar 4.3 juta hektar perkebunan kelapa sawit, sekitar 50-70 ton sisa biomas dihasilkan. Selain itu, kelapa sawit limbah pertanian lainnya seperti bagasse, tebu, sekam dan nasi sisa limbah kayu juga memberikan kontribusi untuk total sisa biomas. Pada Bulan Juli 2009, total 39 MW adalah di bawah dan konstruksi diperkirakan kemungkinan adalah 1340 MW pada tahun 2030.
Di Malaysia, biogas sering dihasilkan di bawah kondisi anaerobik menggunakan fasilitas manajemen limbah. Konten energi biogas adalah terutama bergantung pada metana konten. Berdasarkan studi pada Clean Development Mechanism (CDM) kemungkinan dalam sektor limbah, ditemukan bahwa potensi yang paling adalah degradasi anaerobik di mana terjadi dalam tingkat kota praja pengurukan dan POME tambak udang. Potensi dengan ukuran yang relatif dan pemulihan kuasa dan potensi panas untuk layak proyek-proyek yang disajikan. Pada Bulan Juli 2009, total 4,45 MW adalah di bawah potensi dan konstruksi biogas oleh 2028 adalah 410 MW.
Secara keseluruhan, sektor gas alam dan energi terbarukan memiliki potensi pengembangan yang luar biasa. Langkah-langkah tersebut harus didukung oleh semua kalangan pihak, tidak hanya pertamina, pemerintah, stakeholders, ataupun perguruan tinggi di indonesia. Namun, hal tersebut diperlukan upaya partisipasi masyakakat bangsa indonesia demi masa depan energi baru dan terbarukan. Dengan mengurangi ketergantungan terhadap minyak, lakukan gerakan hemat energi dengan mengembangkan sektor gas alam dan gas nonkonvensional serta mendiversifikasi energi-energi terbarukan dengan percepatan rencana untuk mengeksplorasi sumber-sumber energi terbarukan.

Belajar Geografi ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO