Jumat, 17 Desember 2010

Pembuatan Aktivator Kompos

Proses pembuatan kompos yang dilakukan mempergunakan larutan effective microorganisme  yang disingkat EM.  EM  pertama kali ditemukan oleh Prof. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus. Jepang, dengan EM4 nya.
Dalam EM ini terdapat sekitar 80 genus microorganisme fermentor. Microorganisme ini dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik. Secara global terdapat 5 golongan yang pokok yaitu:  
1.    Bakteri fotosintetik
2.    Lactobacillus sp
3.    Streptomycetes sp
4.    Ragi (yeast)
5.    Actinomycetes


Bakteri fotosintetik
Bakteri ini merupakan bakteri bebas yang dapat mensintesis senyawa nitrogen, gula, dan substansi bioaktif lainnya.  Hasil metabolir yang diproduksi dapat diserap secara langsung oleh tanaman dan tersedia sebagai substrat untuk perkembangbiakan mikroorganisme yang menguntungkan.

Lactobacillus sp.
Bakteri yang memproduksi asam laktat sebagai hasil penguaraian gula dan karbohidrat lain yang bekerjasama dengan bakteri fotosintesis dan ragi.  Asam laktat ini merupakan bahan sterilisasi yang kuat yang dapat menekan mikroorganisme berbahaya dan dapat menguraikan bahan organik dengan cepat.

Streptomycetes sp.
Streptomycetes sp. mengeluarkan enzim streptomisin yang bersifat racun terhadap hama dan penyakit yang merugikan.

Ragi (yeast)
Ragi memproduksi substansi yang berguna bagi tanaman dengan cara fermentasi.  Substansi bioaktif yang dihasilkan oleh ragi  berguna untuk pertumbuhan sel dan pembelahan akar.  Ragi ini juga berperan dalam perkembangan atau pembelahan mikroorganisme menguntungkan lain seperti Actinomycetes dan bacteri asam laktat.

Actinomycetes
Actinomycetes merupakan organisme peralihan antara bakteri dan jamur yang mengambil asam amino dan zat serupa yang diproduksi bakteri fotosintesis dan merubahnya menjadi antibiotik untuk mengendalikan patogen, menekan jamur dan bakteri berbahaya dengan cara menghancurkan khitin yaitu zat esential untuk pertumbuhannya. Actinomycetes juga dapat menciptakan kondisi yang baik bagi perkembangan mikroorganisme lain.

Pembuatan Aktivator Kompos

Bahan baku
1.    Induk akteri ( EM) 1 liter
2.    Air Kelapa   1 liter
3.    Molase atau air gula 1 liter
4.    Ditambahkan air 7 liter

Cara Pembuatan
1.    Campurkan ke empat bahan
2.    Masukkan dalam tempat tertutup seperti botol air mineral, jerigen atau drum
3.    Diamkan sampai keluar gas
4.    Setiap hari gas yang dihasilkan dibuang
5.    Setelah 14 hari bahan siap dipakai.

Cara Pemakaian
1.    Aktivator yang telah dibuat dengan cara diatas ditambah 10 liter air kelapa
2.    Ditambah 10 liter air gula/molase
3.    Ditambah 70 liter air
4.    Diamkan selama 1 hari 1 malam
5.    Campurkan ke kompos yang akan dibuat
6.    Larutan 100 liter EM-4 dapat dipakai untuk campuran 2.000 kg bahan baku kompos.

Cara Membuat Pupuk Cair Organik

Bahan dan Alat:

  1. 1 liter bakteri
  2. 5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jati, bambu, dan lain-lainnya)
  3. 0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
  4. 1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
  5. 30 kg kotoran hewan
  6. Air secukupnya
  7. Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat

Cara Pembuatan:
  1. Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
  2. Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
  3. Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
  4. Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
  5. Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
  6. Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.

Kegunaan:
  1. Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
  2. Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
  3. Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau.

Rabu, 08 Desember 2010

Pembuatan Tempe


Teknik pembuatan tempe di Indonesia secara umum terdiri dari 7 tahapan : perebusan, pengupasan, perendaman dan pengasaman, pencucian, inokulasi dengan ragi, pembungkusan, dan fermentasi.
  1. Perebusan. Pada tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin. Perebusan juga dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap asam pada tahap perendaman.
  2. Pengupasan. Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan dengan tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji.
  3. Perendaman dan Pengasaman. Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi biji kedelai dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi. Fermentasi asam laktat terjadi dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih pada air rendaman akibat pertumbuhan bakteri Lactobacillus. Bila pertumbuhan bakteri asam laktat tidak optimum (misalnya di negara-negara subtropis), asam perlu ditambahkan pada air rendaman. Fermentasi asam laktat dan pengasaman ini ternyata juga bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri-bakteri beracun.
  4. Pencucian. Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam. Bakteri dan kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi.
  5. Inokulasi. Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut usar; digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus murni (umum digunakan oleh pembuat tempe di luar Indonesia). Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan; atau (2) inokulum dapat dicampurkan langsung pada saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan.
  6. Pembungkusan. Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat digunakan (misalnya daun pisang, daun waru, daun jati, plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan memungkinkan masuknya udara karena kapang tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk.
  7. Fermentasi. Biji-biji kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai, menyatukannya menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20 °C–37 °C selama 18–36 jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih tinggi, sementara proses tradisional menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu fermentasi.


KELOMPOK 6

Teknik Pembuatan Tahu


Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.
Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering.
Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.


KELOMPOK 6
1.    Tia Rostiani
2.    Siti Romsianah
3.    Martina
4.    Mona A.

Pembuatan Tapai Singkong

1. PENDAHULUAN

Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat (sumber energi).Ubi kayu dalam keadaan segar tidak tahan lama. Untuk pemasaran yang memerlukan waktu lama, ubi kayu harus diolah dulu menjadi bentuk lain yang lebih awet, seperti gaplek, tapioka (tepung singkong), tapai, peuyeum, keripik singkong dan lain-lain.
Pada proses pembuatan tapai, karbohidat mengalami proses peragian oleh mikroba atau jasad renik tertentu, sehingga sifat-sifat bahan berubah menjadilebih enak dan sekaligus mudah dicerna.
Selama ini orang berpendapat bahwa tapai dan peuyeum adalah sama, tetapi sebenarnya terdapat perbedaan yang sangat mendasar pada kedua cara pembuatannya hingga hasil akhirnyapun berlainan. Tapai dari Jawa Tengah tidak tahan disimpan lama karena cepat sekali berair, sedangkan peuyeum dari Jawa Barat lebih tahan disimpan karena tahan berair.

2. BAHAN
1) Ubi kayu 5 kg
2) Ragi 5 lempeng
3) Air secukupnya
4) Ragi tapai 2 lempeng

3. ALAT
1) Pisau
2) Panci
3) Dandang
4) Daun talas atau plastik
5) Keranjang
6) Kain bersih untuk tutup tangan.

4. CARA PEMBUATAN

  1. Kupas ubi kayu lalu potong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan kemudian cuci;
  2. Rendam selama 1~2 jam dalam air bersih lalu kukus;
  3. Gerus ragi hingga halus kemudian taburkan hingga rata di atas ubi kayu;
  4. Masukkan satu per satu ke dalam keranjang yang telas dilapisi dengan daun talas atau plastik, kemudian tutup;
  5. Peram selama ± 3 hari 3 malam.
Catatan:
Pada saat pemeraman, bila penyimpanannya terlalu lama maka tapai yang dihasilkan akan semakin berair dan rasanyapun semakin asam.

Cara Daur Ulang Kertas

Daur Ulang Kertas


Bahan yang diperlukan:
1.    kertas bekas
2.    lem
3.    pewarna alami (kunyit, daun jati, nila, pacar cina, gambir)
4.    bunga kering, rumput kering, daun kering (bila diperlukan)

Alat-alat yang dibutuhkan:
1.    blender
2.    ember besar/bak besar
3.    screen dengan binkai
4.    rakel
5.    papan penjemur

Langkah-langkah:

  1. Rendam sobekan kertas dalam air selama satu hari.
  2. Kemudian blender hingga menjadi bubur kertas.
  3. Tuang bubur kertas ke dalam bak berisi air yang telah dicampur dengan lem satu sendok teh.
  4. Apabila menginginkan warna tertentu, lakukan pewarnaan dengan memblender pewarna alami (kunyit, nila, pacar cina, daun jati) kemudian campur dengan campuran air dan bubur kertas.
  5. Masukkan screen sablon ke dalam bak lalu angkat dan tuang di atas papan penjemur dengan ditekan menggunakan rakel.
  6. Apabila menginginkan hasil kertas yang bermotif maka berilah  aksesoris bunga kering atau rumput sebelum adonan di jemur,  atau dapat juga dengan memblender serat daun tertentu  kemudian dicampurkan pada adonan bubur kertas.
  7. Lakukan berulang-ulang hingga adonan habis.  
Kertas daur ulang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan  undangan, amplop, kotak kado, tempat pensil dan lain-lain.

Cara Membuat Pestisida Alami

Secara umum pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena residunya mudah hilang

Keistimewaan pestisida alami
Beberapa Keistimewaan Pestisida Alami

  1. Mempunyai kegunaan yang bersifat menolak datangnya hama/ penyakit: jerami, garam, abu dapur
  2. Mempunyai kegunaan dapat membunuh hama/ penyakit: daun mamba, tembakau, biji mahoni, dsb
  3. Mempunyai kegunaan sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman
Cara Membuat Pestisida Alami/Insektisida Organik
Jika tanaman kita ada yang terserang hama yang dapat merusak tanaman yang kita tanam, maka sebaiknya kita segera melakukan penanganan yang cepat, tepat, aman, efektif dan efisien. Cara yang paling mudah adalah beli pestisida kimia di toko untuk digunakan di lahan kita. Akan tetapi alangkah baik dan bijak jika kita menggunakan yang alami, karena di samping murah, juga tidak merusak lingkungan serta kesehatan manusia

Bahan-bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
  1. Bawang putih, cabe rawit, pandan, kemangi, kunyit,  :  masing-masing 100 gram.
  2. Gula pasir : 2 sendok makan.
  3. Air suling destilasi / aqua destilata : 1 liter.
  4. Dekomposer BSA (mikro organisme pengurai) :     2 cc.
  5. Botol kaca steril besar : 2 buah

Tahap-tahap pembuatan
  1. Cabe rawit, bawang putih,     pandan, kemangi, kunyit,     air suling denestilasi     diblender hingga     bercampur rata.
  2. Masukkan ke dalam botol     yang telah disteril     bebas kuman.
  3. Masukkan gula dan     decomposer BSA     (MIKROBA), tutup lalu     biarkan satu minggu untuk     proses fermentasi.
  4. Buka dan saring dari     ampas-ampas yang ada     dan simpan di tempat yang     tertutup

Cara pemakaian/penggunaan cairan pestisida organik :
Campur 60 cc cairan     pestisida/insektisida     organik yang telah di buat     dengan 1 liter air biasa.     Bisa juga buat takaran     sendiri sesuai     perbandingan tadi.
Semprot pada batang an     daun tanaman     yang     terserang hama dan     ulat satu minggu sekali.     Habiskan semua karena tidak bisa disimpan.
Selamat mencoba semoga berhasil , kurang lebihnya kami mohon maaf
Terima kasih “”good luck””
Kelompok * K E J O *
Kiki sri rizkiyah
Erni murni
M Jalal S
R. A. Oktavianita

Teknik Membuat Yoghurt

Pengertian

Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Yoghurt yaitu Streptococus thermophylus (ST) dan Lactobacilus bulgaricus (LB). Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa) menghasilkan asam laktat, yang berperan dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel dan bau yang unik pada yoghurt. Yoghurt sering dijual apa adanya, bagaimanapun juga rasa buah, vanilla atau coklat juga populer.

Cara Pembuatannya :

Alat:
panci
sendok adukan dari kayu
kompor
termometer
kipas

Bahan :
susu sapi segar
bakteri Streptococus thermophylus (ST) dan Lactobacilus bulgaricus (LB)

Langkah-langkah pembuatan yoghurt:
  • Siapkan susu yang sudah dicairkan dengan air matang sebanyak 1 liter lalu tambahkan susu krim sebanyak 15%.
  • Masak dengan api kecil sambil diaduk terus selama 30 menit tetapi jangan sampai mendidih (88-90oC). Hal ini hanya bertujuan untuk sterilisasi dan menguapkan air sehingga nantinya akan terbentuk gumpalan atau solid yoghurt.
  • Jika sudah, solid yoghurt lalu diangkat dan didinginkan kira-kira sampai hangat-hangat kuku baru kemudian ditambahkan bibit yoghurt sebanyak 2 – 5% dari jumlah yoghurt yang sudah mengental tadi. Bibit yoghurt memang tidak dijual di pasaran secara bebas tetapi dapat anda peroleh disalah satu toko. Atau secara sederhananya kita dapat menggunakan yogurt yang plain (tanpa rasa tambahan), tanpa gula dan tanpa aroma sebagai bibit yoghurt.
  • Diamkan selama 24 jam dalam wadah tertutup untuk menghasilkan rasa asam dan bentuk yang kental .
  • Semakin tinggi total solidnya maka cairan bening yang tersisa semakin sedikit, dan yoghurt yang dihasilkan semakin bagus. Solid yoghurt yang belum diberikan tambahan rasa ini dapat juga dijadikan bibit yoghurt untuk pembuatan selanjutnya.
  • Setelah berbentuk yoghurt dapat ditambahkan sirup atau gula bagi yang tidak kuat asamnya, bahkan bisa ditambahkan dengan perasa tambahan makanan seperti rasa jeruk, strawberry dan leci yang dapat kita peroleh di apotek-apotek. Yoghurt dapat disajikan tidak hanya sebagai minuman, tetapi juga dapat disajikan bersama salad buah sebagai sausnya ataupun sebagai bahan campuran es buah.

Yoghurt yang sudah jadi dapat ditempatkan di wadah plastik ataupun kaca. Kalaupun kita ingin menggunakan wadah plastik sebaiknya yang agak tebal, akan tetapi bila ingin menyimpan yoghurt untuk waktu yang lebih lama sebaiknya menggunakan wadah kaca.

Kelebihan Yoghurt
  • Sangat cocok di konsumsi oleh orang yang sensitif dengan susu (yang di tandai dengan diare) karena laktosa yang terkandung pada susu biasa sudah di sederhanakan dalam proses permentasi yoghurt
  • Bila dikonsumsi secara rutin bahkan mampu menghambat kadar kolesterol dalam darah karena yoghurt mengandung bakteri lactobasilus. Lactobasilus berfungsi menghambat pembentukan koresterol dalam darah kita yang berasal dari makanan yang kita makan seperti: jeroan atau daging
  • Meningkatkan daya tahan tubuh kita karena yoghurt mengandung banyak bakteri baik, sehingga secara otomatis dapat menyeimbangkan bakteri jahat yang terdapat dalam susu kita.

2 hal yang harus diperhatikan yaitu:
Yoghurt tidak boleh terkena sinar matahari
Tidak boleh di taruh dalam suhu ruangan, harus di simpan dalam suhu dingin tetapi juga tidak boleh diletakan dalam freezer
Tips memilih yoghurt
Pilihlah yoghurt yang kental
  • Pilihlah yoghurt yang disimpan di suhu dingin jangan yang diluar karena biasanya sudah disterilkan lagi sehingga mikroorganismenya sudah tidak ada
  • Di cermati labelnya yang plain yoghurt atau yang drink yoghurt di sesuaikan dengan kebutuhan kita
  • Di cermati tanggal kadaluarsanya
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat mencoba semoga sukses dan jangan lupa bagi-bagi ya kalau dah jadi, he he he

Lubang Resapan Biopori

BIOPORI
Pelestarian Lingkungan Hidup Secara Konvensional

Kondisi kota besar seperti DKI Jakarta yang memiliki lahan resapan air yang sangat sedikit sekali disertai dengan penggunaan air tanah yang sangat berlebihan menyebabkan penurunan permukaan tanah serta mengakibatkan sulitnya untuk mendapatkan air berkualitas baik dan cukup di kawasan tersebut.
Dengan demikian keseimbangan lingkungan yang harus terus menerus dilestarikan dan dijaga pun semakin rusak dan tidak terkendali. Untuk itulah diperlukan adanya gerakan pelestarian alam sekitar yang dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak serta berkesinambungan.        
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencegah mengalirnya air hujan ke selokan yang kemudian terbuang percuma ke laut lepas adalah dengan pembuatan lubang biopori resapan atau LBR.
pengertian lubang biopiro menurut organisasi.org adalah lubang yang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang 30 sampai 100 cm yang ditutupi sampah organik yang berfungsi untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta dapat juga membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-tumbuhan.
 
Tujuan / Fungsi / Manfaat / Peranan Lubang Resapan Biopori / LRB :
Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.

  • Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
  • Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
  • Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
  • Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
  • Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
  • Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor
Tempat yang dapat dibuat / dipasang lubang biopori resapan air :
  • Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, dsb.
  • Di sekeliling pohon.
  • Pada tanah kosong antar tanaman / batas tanaman.
Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air :
  • Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm.
  • Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3 centimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang terperosok.
  • Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami.
Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil hujan, laju resapan air dan wilayah yang tidak meresap air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam).

Selamat mencoba membuat lubang resapan biopori / LRB untuk ikut serta dalam melestarikan kondisi alam sekitar kita !!!
Kurang Lebihnya Kami Mohon Maaf.
Terimakasih…
Kelompok 3 :
Dede Eli, Farhan Mursyidan, Nyai Sumiati, Siti Salmiati

Proses Terjadinya Bumi

Sejarah Pembentukan Bumi

1. Teori Nebula [Immanuel Kant dan Laplace, 1749-1827]
Tatasurya bermula dari gumpalan kabut yang berputar, bagian tengahnya menjadi gumpalan gas membentuk matahari dan bagian lainnya membentuk planet2 yang mengelilingi matahari

2. Teori Planetismal [Thomas C.Chamberlain, 1843-1928 dan Forrest R.Moulton, 1872-1952]
Matahari telah ada sebagai salah satu bintang, pada suatu masa ada sebuah bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh, akibatnya sbagian massa matahari terlepas dan berhamburan di sekitar matahari membentuk planet.

3. Teori Pasang Surut  [Sir James Jeans, 1877-1946 dan Harrol Jefreys, 1891]
Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal, hanya saja ketika bintang itu berlalu, massa matahari yang lepas itu membentuk cerutu yang menjorok ke arah bintang yang berpapasan, kemudian karena bintang semakin jauh, massa cerutu itu trputus-putus membentuk gumpalan gas sekitar matahari dan membentuk planet.

4. Teori Proto Planet [Carl von Weizsaeker, 1940 dan G.P. Kuiper, 1950]
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu lebih dari 5000 juta tahun yang lalu. Salah satu gumpalan itu mengalami pemapatan sehingga partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan membentuk gumpalan bola yang berpilin. Lama kelamaan gumpalan gas menyerupai akram di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya. Di bagian tengah saling menekan sehingga panas dan pijar membentuk matahari. Sedangkan bagian luar berputar sangat cepat, terpecah-pecah menjadi gumpalan gas debu yang lebih kecil berpilin dan akhirnya membeku membentuk palnet.

PROSES TERJADINYA BUMI


Teori pembentukan bumi :
1. Teori Apungan dan pergeseran benua [Alfred Lothar Wegener, 1912]
Semua benua itu berasal dari satu massa daratan yang disebut pangea. Karena mengalami pergeseran secara perlahan-lahan ke arah equator dan barat benua itu tepecah menjadi enam benua seperti sekarang.

2. Teori Kontraksi [James Dana, 1847 dan Elie de Baumant, 1852]
Bumi mengalami penyusutan dan mengkerut karna pendinginan sehingga terbentuklah lembah dan pegunungan

3. Teori Laurasia-Gondwana[Eduard Zuess dan Fred B Taylor, 1884]
Mula-mula ada dua benua yang berlokasi di dua kutub bumi, yaitu Laurentia (laurasia) dan Gondwana. Kedua benua tersebut bergerak perlahan ke arah ekuator  dan terpecah membentuk benua-benua seperti sekarang

4. Teori Lempeng Tektonik
Litosfer terpecah-pecah  menjadi sekitar 12 lempeng yang bergerak dengan arah kecepatannya masing-masing, hal ini yang menyebabkan fenomena alam sesuai dengan arah, kecepatan dan kekuatannya.
Lempeng-lempeng benua bersifat statis, sedangkan lempeng samudra aktif.

Pergerakan bisa saling menjauh, saling bertumbukan dan saling berpapasan.
a. Akibat lempeng yang saling menjauh terjadinya

  • Perenggangan lempeng yang disertai dengan pertumbuhan kedua lempeng tersebut
  • Pembentukan tanggul dan samudra (Mid ocean ridge) di sepanjang tempat perenggangan
  • Aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa
  • Aktivitas gempa bumi.

b. Akibat lempeng yang saling bertumbukan, terjadinya
  • Lempeng dasar samudra menunjam ke bawah lempeng benua
  • Terbentuk palung laut di tempat tumbukan tersebut
  • Pembengkakan tepi lempeng benua yang berupa deretan pegunungan
  • Terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi dan ekstrusi
  • Merupakan daerah hiposentra gempa yang dangkal dan dalam
  • Terjadinya timbunan sedimen campuran yang disebut batuan bancuh dan melange

c. Akibat lempeng saling berpapasan/pergeseran mendatar, terjadinya :
  • Aktivitas vulkanisme lemah
  • Gempa bumi yang lemah

Pedosfer


Pengertian Tanah

Pengertian tanah menurut Sitanala Arsyad (1989) adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair, dan gas yang mempunyai sifat serta perilaku yang dinamis. Tanah berasal dari hasil pelapukan bahan anorganik (batuan) dan bahan organik (sisa tumbuhan dan binatang). Pelapukan itu terjadi karena panas matahari, hujan, dan angin. Selain itu pelapukan juga dapat terjadi karena melebumya batu-batuan oleh panas yang terjadi di dalam litosfer.

Proses Pembentukan Tanah

T = f (i, o, b, t, w)

Keterangan:
T = tanah
f = faktor
i = iklim
o = organisme
b = bahan induk
t = topografi
w = waktu

Ciri-Ciri Tanah

a.     Sifat Fisika Tanah
1)    Tekstur Tanah
2)    Struktur Tanah
3)    Konsistensi Tanah
4)    Lengas Tanah
5)    Udara Tanah
6)    Warna Tanah
7)    Suhu Tanah
8)    Permeabilitas Tanah
9)    Porositas
10)    Drainase Tanah
b.     Sifat Kimia Tanah
1)    Kandungan bahan organik
2)    derajat keasaman atau pH tanah
3)    KTK
c.     Sifat Biologi Tanah

d.     Profil Tanah
1)    Lapisan tanah Humus atau Horiszon O
Horizon ini dapat ditemukan pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu. Horizon O merupakan horizon organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral.
2)    Lapisan Tanah Atas atau Horizon A
Lapisan ini merupakan lapisan tanah teratas. Pada umumnya mengandung bahan organik, karena merupakan tanah yang muda (baru terbentuk), sehingga masih banyak dipengaruhi oleh kondisi di atas permukaan tanah. Lapisan ini ditandai dengan adanya zona perakaran dan kegiatan jasad hidup tanah.
3)    Lapisan Tanah Bawah atau Horizon B
Lapisan ini juga mengandung bahan organik, tetapi kurang dibandingkan dengan lapisan tanah atas. Lapisan ini merupakan zona pengendapan partikel tanah yang tercuci dari horizon A.
4)    Regolith/Bahan Induk
Pada lapisan ini terdiri atas tanah yang sudah terbentuk, tetapi masih menunjukkan ciri-ciri  struktur batuan induk.
5)    Bedrock/Batuan Induk
Lapisan ini merupakan lapisan batuan induk yang masih padu.

Perkembangan Tanah
Tanah Muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol dan litosol.
Tanah Dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horison B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, grumosol.
Tanah Tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada horizon-horoson A dan B. Akibatnya terbentuk horizon A1 A2, A3, B,, B2, B3. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolikdan latosol tua (laterit).


Jenis-Jenis Tanah

a.     Tanah Organosol atau Tanah Gambut
Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debulempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan, dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi.
b.     Tanah Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah datar sepanjang aliran sungai.
c.     Tanah Regosol
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
d.     Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia.
e.     Tanah Latosol
Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.
f.     Tanah Grumusol
Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.
g.     Tanah Podsolik
Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/ tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warna merah, dan kering.
h.     Tanah Podsol
Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah, topografi pegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat. Kesuburan tanah rendah.

i.     Tanah Andosol
Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu vulkan. Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/ tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam.
j.     Tanah Mediteran Merah Kuning
Tanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras (limestone). Penyebaran di daerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut ”Terra Rossa”.
k.     Hidromorf Kelabu
Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna kelabu hingga kekuningan.

Kerusakan Tanah

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama selain air yang dapat diperbarui. Akan tetapi, tanah sangat mudah mengalami kerusakan atau degradasi. Sifat tanah yang dinamis selalu mengalami perubahan-perubahan, baik segi fisik, kimia, maupun biologinya. Perubahan-perubahan tersebut terjadi terutama karena pengaruh berbagai unsur iklim. Namun, ada pula perubahan tanah yang terjadi karena tindakan manusia.
Kerusakan tubuh tanah akibat berlangsungnya perubahan-perubahan yang berlebihan hingga melenyapkan lapisan tertentu dikenal dengan istilah erosi.
Selain erosi, kerusakan tanah antara lain meliputi berikut ini:
1)    Hilangnya unsur hara dan bahan organik di daerah perakaran.
2)    Terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinasa).
3)    Terkumpulnya atau terungkapnya unsur atau senyawa yang menjadi racun bagi tanaman.
4)    Penjenuhan tanah oleh air (water logging).
Hilangnya satu atau beberapa unsur hara di daerah perakaran secara berlebiharn menyebabkan menurunya tin&at,kesuburan tanah. Tanah ridak mampu lagi menyebabkan unsur hara yang cukup dan seitnbang guna mendukung pertumbuhan tanaman. Deh karena itu, produktivitas tanah menjadi rendah.
Kerusakan tanah seperti tersebut terjadi karena adanya pcrombakln ba}han organik, pelapukan mineral, dan pencucian unsur hara yang berlangsung sangat cepat. Hilangnya unsur hara antara lain karena terangkut ke luar pada saat panen tanpa ada usaha untuk mengembalikannya.

Erosi Tanah

Erosi tanah adalah proses pengikisan lapisan tanah oleh tenaga air. Erosi dapat terjadi di mana saja, terutama di daerah yang tidak memiliki vegetasi sebagai penutup lahan. Terjadinya erosi mengakibatkan hilangnya lapisan tanah paling atas yang banyak mengandung unsur hara organik dan mineral, tetapi
sangat tipis. Terjadinya erosi diawali dengan pemecahan bongkah-bongkah batuan menjadi butiran¬butiran yang lebih kecil oleh tenaga pengangkut, kemudian pemindahan butir-butir batuan tersebut, dan akhirnya pengendapan butir-butir batuan ke tempat-tempat yang lebih rendah. Erosi tanah oleh tenaga air terdiri atas empat jenis, yaitu erosi percik, erosi lembar, erosi alur, dan erosi parit.
a.    Erosi Percik (Splash Erosion)
Erosi percik adalah proses pengikisan tanah yang terjadi akibat adanya percikan air hujan. Percikan tersebut menyebabkan partikel-partikel tanah menjadi hancur dan kemudian diendapkan di tempat lain.
b.    Erosi Lembar (Sheet Erosion)
Erosi lembar adalah proses pengikisan lapisan tanah paling atas dan tipis sehingga ketebalan tanahnya berkurang. Ciri erosi lembar antara lain sebagai berikut.
1)    Air yang mengalir di permukaan tanah berwarna keruh (kuning kecokelatan) karena banyak mengandung partikel tanah.
2)    Warna tanah di sekitar wilayah tersebut menjadi lebih pucat (terang).
3)    Terdapat bercak-bercak di permukaan tanah.
4)    Kesuburan tanah berkurang karena banyak unsur hara yang hilang.
c.    Erosi Alur (Rill Erosion)
Jika proses erosi lembar terus berlangsung, pengikisan tanah pada saat air mengalir mengakibatkan terjadinya alur-alur yang searah dengan kemiringan lereng daerah tersebut. Ciri-ciri terjadinya erosi alur antara lain pengikisan membentuk alur-alur yang amat jelas dengan bentuk yang relatif lurus di daerah¬daerah berlereng dan berkelok.
d.    Erosi Parit (Gully Erosion)
Proses erosi parit sama dengan erosi alur, namun saluran-saluran yang terbenruk pada erosi parit lebih dalam. Erosi parit umumnya terjadi di daerah-daerah berlereng terjal. Ciri-ciri erosi parit antara lain lereng-lereng yang tererosi membentuk parit-parit yang dalam dengan penampang seperti huruf V atau U.
Salah satu fungsi utama hujan adalah merangsang jatuhnya titik-titik air yang dikandung oleh awan dengan udara dingin yang dimilikinya. Hujan yang turun tersebut ditahan oleh lapisan tajuk, kemudian air diserap oleh pohon, serta aliran permukaan dihambat oleh serasah dan akar pohon. Akan tetapi, jika hujan jatuh di daerah yang tidak memiliki vegetasi penutup lahan, hanya sedikit air yang dapat diserap tanah. Selebihnya, air akan mengangkut segala materi di atas tanah sehingga dapat terjadi erosi berat. Materi-materi yang terbawa aliran air akhirnya mencapai sungai dalam bentuk lumpur. Oleh karena terjadi sedimentasi, permukaan air naik dan mengakibatkan banjir di bagian hilir.
Erosi tanah tidak hanya disebabkan oleh tanah yang tidak memiliki vegetasi penutup lahan, tetapi juga dapat disebabkan oleh pengelolaan lahan yang kurang bijaksana. Contohnya adalah pada lahan di daerah-daerah bekas pertambangan dan penggarapan lahan miring (lereng).
 
Upaya Penanggulangan Kerusakan Tanah
a.     Mengendalikan Erosi
b.     Mengawetkan Tanah
Cara pengawetan tanah secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu dengan metode vegetatif /Biologis, metode mekanik dan metode kimia
1)    Metode Vegetatif :
a.    Penanaman tanaman secara berjalur tegak lurus terhadap arah aliran (strip cropping).
b.    Penanaman tanaman secara berjalur sejajar garis kontur (contour strip cropping). Cara penanaman ini bertujuan untuk mengurangi atau menahan kecepatan aliran air dan menahan partikel-partikel tanah yang terangkut aliran air.
c.    Penutupan lahan yang memiliki lereng curam dengan tanaman keras (buffering).
d.    Penanaman tanaman secara permanen untuk melindungi tanah dari tiupan angin (wind breaks).
2)    Metode mekanik :
a.    Pengolahan lahan sejajar garis kontur (contour tillage). Pengolahan lahan dengan cara ini bertujuan untuk membuat pola rongga-rongga tanah sejajar kontur dan membentuk igirigir kecil yang dapat memperlambat aliran air dan memperbesar infiltrasi air.
b.    Penterasan lahan miring (terracering). Penterasan bertujuan untuk mengurangi panjang lereng dan memperkecil kemiringan lereng sehingga dapat memperlambat aliran air.
c.    Pembuatan pematang (guludan) dan saluran air sejajar garis kontur. Pembuatan pematang bertujuan untuk menahan aliran air.
d.    Pembuatan cekdam. Pembuatan cekdam bertujuan untuk membendung aliran air yang melewati paritparit sehingga material tanah hasil erosi yang terangkut aliran tertahan dan terendapkan. Adanya cekdam maka parit-parit erosi lama-kelamaan mengalami pendangkalan, erosi tanah dapat dikendalikan, lapisan tanah menebal, dan produktivitas tanah meningkat.
3)    Metode Kimia
dilakukan dengan menggunakan media bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah) dengan menggunakan preparat kimia sintetis atau alami. Preparat ini disebut Soil Conditioner atau pemantap struktur tanah. Sesuai dengan namanya Soil Conditioner ini digunakan untuk membentuk struktur tanah yang stabil. Senyawa yang terbentuk akan menyebabkan tanah menjadi stabil. Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini antara lain bitumen dan krilium.

Belajar Geografi ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO