Kamis, 07 September 2023

KERAGAMAN HAYATI #2

B. Sebaran Flora dan Fauna Dunia 

1. Persebaran Sistem Bioma 

Pola persebaran flora di dunia dapat dipahami melalui bioma. Bioma biasanya diklasifikasikan berdasarkan vegetasi yang dominan dalam suatu wilayah regional yang luas. Ada tiga parameter yang saat ini digunakan, yaitu kondisi iklim (suhu dan curah hujan), tanah dan kondisi geologi yang membuat komunitas bervariasi dan dapat dikategorikan dalam beberapa zona vegetatif. Meskipun tidak ada klasifikasi tunggal zona vegetatif yang diakui oleh semua biographer dan ahli ekologi, namun ada zona vegetasi yang diakui secara umum. Berikut merupakan penjelasan mengenai beberapa zona vegetasi.


a. Padang Rumput

Daerah padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika. Curah hujan di daerah padang rumput pada umumnya antara 250-500 mm/tahun. Pada beberapa padang rumput, curah hujan dapat mencapai 1.000 mm, tetapi turunnya hujan tidak teratur. Hujan yang tidak teratur dan porositas yang rendah mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air.

Tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan seperti itu adalah rumput. Daerah padang rumput yang relatif basah, seperti terdapat di Amerika Utara, rumputnya dapat mencapai tiga meter, misalnya rumput- rumput bluestem dan indian grasses. Daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput yang pendek, misalnya rumput Buffalo grasses dan Rumput Grama. Padang rumput dapat dibedakan menjadi beberapa macam, seperti berikut:

Prairie terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang dengan musim panas. Rumput di prairie lebih tinggi dibandingkan rumput tundra.

Stepa terdapat di daerah dengan curah hujan tinggi. Daerah stepa umumnya terdiri atas rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar. Tumbuhan yang dapat bertahan hidup di daerah stepa adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembaban rendah. Contohnya berupa rumput-rumput pendek diselingi semak belukar.

Savana/sabana memiliki kesamaan dengan stepa, namun ada beberapa hal yang membedakannya. Sabana tercipta dari kondisi tanah yang tidak basah dan biasanya kering saat musim kemarau. Vegetasi yang mendominasi sabana diantaranya rumput dan akasia dan diselingi dengan pohon tinggi.


Gambar 2.11. Perbedaan Bentuk Sabana dan Stepa 

Sumber: freepik.com/wirestock - h9images (2021)


b. Flora Gurun

Pada umumnya tumbuhan yang hidup di gurun berdaun kecil seperti duri, atau tidak berdaun. Tumbuhan tersebut memiliki akar yang panjang agar dapat mengambil air dari tempat yang dalam dan dapat menyimpan air dalam jaringan spon (Kustopo, 2018). Daerah gurun banyak terdapat di daerah tropis dan berbatasan dengan padang rumput.


Keadaan alam dari padang rumput menuju arah gurun biasanya nampak semakin gersang. Curah hujan di gurun sangat rendah, yaitu sekitar 250 mm per tahun atau kurang. Hujan lebat jarang terjadi dan tidak teratur. Pancaran matahari sangat terik dan penguapan tinggi sehingga suhu siang hari sangat panas. Pada musim panas suhunya dapat mencapai lebih dari 40°C.



Gambar 2.12. Gurun Pasir


Sumber: freepik.com/vstrekov (2021)


Perbedaan suhu siang dan malam hari (amplitudo harian) sangat tinggi. Pada siang hari suhu terasa amat panas, sementara pada malam hari amat dingin. Tumbuhan yang hidup menahun di daerah gurun yaitu tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap kekurangan air dan penguapan yang cepat. Apabila hujan turun, tumbuhan di gurun segera tumbuh, berbunga, dan berbuah dengan cepat. Hal ini dapat terjadi dalam beberapa hari saja setelah hujan, tetapi sempat menghasilkan biji untuk berkembang lagi dalam musim berikutnya.


c. Tundra

Daerah tundra hanya terdapat di belahan bumi utara dan kebanyakan terletak di daerah lingkungan kutub utara. Daerah ini memiliki musim dingin yang panjang serta gelap dan musim panas yang panjang serta terang terus menerus. Daerah tundra di kutub dapat mengalami gelap berbulan-bulan, karena matahari hanya mencapai 231/2° LU/LS (Samadi, 2018). Di daerah tundra tidak ada pohon yang tinggi, tetapi berupa tumbuhan pendek seperti semak. Di daerah tundra juga banyak terdapat lumut, terutama sphagnum dan lichenes (lumut kerak).



Gambar 2.13. Tundra

Sumber: unsplash.com/@gavintyte (2019) 



Tumbuhan semusim di daerah tundra biasanya berbunga dengan warna yang mencolok dengan waktu pertumbuhan yang sangat pendek. Saat tanaman tumbuh dan berbunga, pemandangan serasa sangat indah. Tumbuhan di daerah ini dapat beradaptasi terhadap keadaan suhu udara yang dingin. Meskipun cuacanya bersalju, tumbuhan di daerah ini masih dapat bertahan hidup. Jumlah spesies makhluk hidup yang menetap di daerah tundra sangat sedikit, bahkan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah spesies yang hidup di gurun. Makin ke arah kutub dari daerah tundra, maka terdapat es. Hewan yang dapat hidup di daerah ini ialah hewan-hewan seperti walrus, seal/anjing laut, penguin, dan hewan-hewan yang berbulu tebal. Mamalia lain yang dapat hidup di tundra adalah beruang kutub, kelinci kutub, dan lemur. Kita dapat menemukan berbagai jenis serangga di daerah tundra, khususnya lalat yang telurnya tahan dingin dan telur-telur tersebut menetas pada musim panas.

Beberapa hewan yang hidup di bioma tundra ada yang menetap dan ada pula yang hanya datang pada musim panas saja untuk bertelur. Hewan yang hidup menetap di daerah tundra mempunyai bulu atau rambut yang tebal. Bulu tebal ini berfungsi untuk melindungi tubuhnya dari suhu yang dingin. Untuk perlindungan terhadap suhu rendah, hewan-hewan tersebut mengalami perubahan warna, yaitu menjadi putih pada musim dingin. Warna putih tersebut merupakan warna pelindung di atas salju dan juga mengurangi kehilangan panas oleh radiasi matahari. Daerah Arktik terdapat fauna berbulu tebal seperti beruang kutub, rusa kutub, anjing laut, dan pinguin.

 


d. Hutan Tropis 

Di daerah hutan basah tropika terdapat ribuan spesies tumbuhan yang mungkin berbeda dengan daerah lain. Hutan tropis di seluruh dunia mempunyai persamaan. Sepanjang tahun, hutan tropis cukup air dan keadaan alamnya memungkinkan terjadinya pertumbuhan yang lama sehingga komunitas hutan tersebut akan kompleks. Pohon utama memiliki ketinggian antara 20-40 meter dengan cabang-cabang yang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung (canopy) yang mengakibatkan dasar hutan menjadi gelap. Hutan tropis memiliki kelembaban tinggi dan suhu rata-rata 25oC.



Gambar 2.14. Hutan Tropis

Sumber: freepik.com/tzido 


Pada hutan tropis, selain pepohonan yang tinggi, juga terdapat tumbuhan yang khas, yaitu liana dan epifit. Salah satu contoh liana ialah rotan, sedangkan salah satu contoh epifit ialah anggrek. Rotan banyak tumbuh di hutan Kalimantan (Arifin, 2019). Daerah hutan tropis di Indonesia sangat kaya akan jenis tanaman anggrek yang indah dan mempesona. 

e. Hutan Gugur 


Di daerah yang beriklim sedang, curah hujannya cukup rendah yaitu antara 750 sampai 1.000 mm/tahun. Di wilayah ini selain terdapat padang rumput dan gurun, juga terdapat vegetasi khas hutan gugur. Ada empat musim yang berlangsung di wilayah ini, yaitu musim semi, panas, gugur, dan dingin.



Gambar 2.15. Hutan Gugur

Sumber: freepik.com/wirestock (2021)



Sejak musim gugur hingga musim semi, tumbuhan yang hidup menahun pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim mati pada musim dingin, yang tertinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat berkecambah menjelang musim panas.


f. Taiga 


Taiga merupakan hutan pohon pinus yang daunnya berbentuk seperti jarum (Zid, 2021). Tumbuhan yang terdapat di hutan taiga misalnya konifer, terutama pohon spruce (picea), alder (alnus), birch (betula), dan juniper (juniperus).

 


Gambar 2.16. Taiga
Sumber: freepik.com/wirestock 92021) 

Daerah taiga merupakan bioma yang hanya terdiri atas satu spesies pohon. Taiga kebanyakan terdapat di belahan bumi bagian utara (Siberia Utara, Rusia, Kanada Tengah dan Utara), dengan masa pertumbuhan pada musim panas berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.


Untuk menambah wawasan kalian tentang persebaran sistem bioma, silahkan klik tautan disini.



2. Persebaran Flora dan Fauna di Dunia 


Menurut Alfred Russel Wallace Pada tahun 1876, Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna menjadi 8 wilayah. Untuk menunjukkan perbedaan wilayah tersebut, dibuat garis khayal yang menegaskan pembagian karakteristik masing-masing hewan yaitu Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical, Neartik, Oceanik dan Antartik.

Gambar 2.17. Peta Zona Biogeografis Wallace 

Sumber: Encyclopædia Britannica, Inc. (2019) 


Pembagian wilayah berdasarkan zona biogeografis Wallace diuraikan sebagai berikut.

a. Wilayah Ethiopian

Menurut Wallace, persebaran fauna di wilayah Ethiopian meliputi keseluruhan benua Afrika, Madagaskar, dan juga sebagian daratan Arab terutama di bagian selatan. Pada bagian utara dari wilayah Ethiopian sendiri terdapat sebuah padang pasir/gurun terluas di dunia bernama Gurun Sahara. Gurun Sahara menjadi pembatas alami antara wilayah Ethiopian dengan wilayah Paleartik atau persebaran hewan di Benua Eropa.



Gambar 2.18. Ethiopian 

  1. Fauna khas yang berada di wilayah Afrika, misalnya gajah, singa, citah, dan hyena.
  2. Fauna khas yang hanya ditemukan di Pulau Madagaskar, contoh: lemur dan kuda nil kecil.
  3. Fauna yang hampir mirip dengan fauna yang berada di wilayah Oriental, misalnya babun, gorila, dan simpanse
Hewan yang khas daerah Ethiopians adalah gajah Afrika, badak Afrika, gorila, babun, simpanse, dan jerapah. Mamalia padang rumput khas Ethiopians seperti zebra, antilope, kijang, singa, jerapah, harimau, dan trenggiling (mamalia pemakan serangga). Mamalia endemik di wilayah ini adalah Kuda Nil yang hanya terdapat di Sungai Nil, Mesir

 Gambar 2.19. Fauna Khas Wilayah Ethiopians


b. Wilayah Paleartik 

Zona paleartik merupakan zona dengan kawasan paling luas di antara zona lainnya. Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Rusia, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, mulai dari perbedaan suhu, curah hujan, sampai kondisi permukaan tanahnya. Hal ini menyebabkan jenis fauna di Paleartik juga bervariasi.




Gambar 2.20. Paleartik 


Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu panda di Cina, unta di Afrika Utara, serta binatang kutub seperti rusa kutub, kucing kutub, dan beruang kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar, bajing, dan kijang.

Jenis hewan di wilayah Paleartik antara lain: lynx, landak, rusa kutub, bison, kambing gunung, panda, serigala, kelinci kutub, dan burung pelatuk.

Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, karibu, dan domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Paleartik seperti anjing, kelinci, kelelawar, kucing, dan bajing. Jenis hewan di daerah Neartik, antara lain: beruang coklat, berang-berang, tupai salamander, bison, karibu, kelinci, kalkun, kungkang, dan rakun.


Rakun termasuk mamalia yang banyak ditemukan di Amerika Utara. Tubuhnya ditumbuhi oleh rambut berwarna abu–abu yang cukup tebal yang berfungsi sebagai mantel alami di cuaca dingin. Selain itu, rakun termasuk hewan pemakan segala atau omnivora. Tidak hanya itu saja, rakun termasuk hewan yang cukup pintar. Sebuah studi mengatakan jika rakun dapat mengingat solusi permasalahan sampai dengan 3 tahun lamanya.

Gambar 2.22. Rakun, Hewan Khas Wilayah Neartik 

Sumber: freepik.com/master1305 


d. Wilayah Neotropikal 

Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko (Handayani et al., 2018). Wilayah ini sebagian besar beriklim tropis dan bagian selatan beriklim sedang (Harianto & Dewi, 2017). Hewan endemic wilayah Neotropikal ialah ikan piranha dan belut listrik di Sungai Amazone, Lama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah.



Gambar 2.23. Neotropikal


Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap darah. Jenis hewan yang ada di wilayah Neotropik antara lain: kukang, armadillo, kelelawar penghisap darah, siamang, piranha, trenggiling, anaconda, kura-kura galapagos, dan belut listrik.



Gambar 2.24. Ikan Piranha


Ikan piranha tumbuh dan berkembang biak di daerah Amerika Selatan. Sebuah penelitian ilmiah pada tahun 2003 memaparkan bahwa sangat sedikit kasus manusia yang dimakan oleh ikan piranha. Setidaknya, tiga di antara serangan piranha yang menyebabkan korban meninggal ternyata meninggal karena alasan lain, seperti tenggelam atau gagal jantung. Penelitian ini menegaskan bahwa sebagian besar ikan piranha lebih suka makan ikan atau bangkai yang membusuk, ketimbang manusia yang masih hidup.


e. Wilayah Oriental 

Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia, terutama Asia selatan dan Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian barat. Zona oriental meliputi wilayah India, Indochina (Kamboja, Laos, Vietnam), serta Indomalayan (Malaysia, Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Filipina). Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop berbagai jenis reptil, dan ikan (Kurniawan & Pratama, 2010). Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.



Gambar 2.25. Oriental 

Beberapa hewan khas fauna oriental adalah sebagai berikut: 

  1. Harimau, gibbon, gajah, orang utan, bekantan, monyet, badak bertanduk satu, rusa, kijang, babi rusa, dan tapir.

  2. Terdapat banyak hewan endemik yang hanya berkembang biak di daerah tertentu, seperti komodo yang hanya dapat ditemukan di pulau Komodo dan sekitarnya, serta anoa di Sulawesi.


Pasti kalian tidak asing dengan hewan-hewan di bawah ini. Ya, karena inilah hewan endemik di Indonesia. Sebagian wilayah di Indonesia termasuk ke dalam zona oriental.


Gambar 2.26. Fauna Wilayah Oriental 


f. Wilayah Australian 


Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Papua, Maluku, Sulawesi, dan pulau- pulau sekitarnya. Wilayah persebaran fauna Australian, sebagian besar kondisi lingkungannya ialah iklim tropis dan sebagian lagi beriklim sedang. Kondisi lingkungan di wilayah Australia yang cukup mencolok disebabkan oleh letaknya yang terpisah jauh dari benua lainnya.


Gambar 2.28. Fauna Wilayah Australian 


Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, burung kiwi, koala, dan platipus. Terdapat beberapa jenis burung yang khas dari wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan betet. Kelompok reptil di wilayah ini antara lain buaya, kura-kura, ular piton, dan lain sebagainya.



Gambar 2.28 menunjukkan beberapa hewan khas wilayah fauna Australis. 


g. Wilayah Oceanik

Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik. Daerah persebarannya meliputi Selandia Baru dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis fauna di wilayah Oceanik hampir sama dengan wilayah Australian. Fauna endemik wilayah oceanik adalah kiwi dan sphenodon.


h. Wilayah Antartik 

Seperti Namanya, wilayah ini mencakup kawasan di kutub Selatan. Daerah persebarannya meliputi benua Antartika dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan dingin. Contoh hewan di wilayah Antartik adalah rusa kutub, burung pinguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub. Keadaan fauna di tiap-tiap daerah (bioma) bergantung pada daya dukung yang dapat diberikan daerah itu untuk memberi makanan bagi penghuninya. Secara langsung atau tidak, iklim sangat berpengaruh pula pada penyebaran fauna. Keadaan iklim sangat berpengaruh terhadap keadaan dunia tumbuh-tumbuhan, sedangkan keadaan tumbuh-tumbuhan memengaruhi adanya jenis-jenis fauna tertentu. Akibat pengaruh iklim terdapat fauna pegunungan, fauna dataran rendah, fauna padang rumput (sabana), fauna hutan tropis, dan lain sebagainya.

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Belajar Geografi ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO