Jumat, 03 Juni 2011

PENANGGULANGAN BENCANA AKIBAT LETUSAN GUNUNG

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Contoh bencana alam antara lain antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah langsor. Sedangkan bencana non alam contohnya adalah konflik social, epidemi dan wabah penyakit.

Dilihat dari letak geologis, cuaca dan kondisi sosial, Indonesia rentan terhadap beragam bencana seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, badai dan angin topan, wabah penyakit, kekeringan dan gunung api. Bencana muncul ketika ancaman alam (seperti gunung api) bertemu dengan masyarakat yang rentan (perkampungan di lereng gunung api) yang mempunyai kemampuan rendah atau tidak mempunyai kemampuan untuk menanggapi ancaman itu (tidak ada pelatihan atau pemahaman tentang gunung api atau tidak siap siaga). Dampak yang muncul adalah terganggunya kehidupan masyarakat seperti kehancuran rumah, kerusakan harta benda serta korban jiwa.

Karena umumnya bahaya bencana dapat terjadi di mana saja dengan sedikit atau tanpa peringatan, maka sangat penting bersiaga terhadap bahaya bencana untuk mengurangi risiko dampaknya. Melalui pendidikan masyarakat, dapat dilakukan beberapa hal untuk mengurangi risiko bencana. Selain itu, agar masyarakat mengetahui langkah-langkah penanggulangan bencana sehingga dapat mengurangi ancaman, mengurangi dampak, menyiapkan diri secara tepat bila terjadi ancaman, menyelamatkan diri, memulihkan diri, dan memperbaiki kerusakan yang terjadi agar menjadi masyarakat yang aman, mandiri dan berdaya tahan terhadap bencana

Gunung berapi meletus akibat magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi atau karena gerakan lempeng bumi, tumpukan tekanan dan panas cairan magma. Letusannya membawa abu dan batu yang menyembur dengan keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya. Akibat letusan tersebut bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar pada wilayah radius ribuan kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di bumi ini, seperti yang terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung Krakatau di Propinsi Banten, Indonesia.

a.      Dampak Letusan

Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung api antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen (N2) yang membahayakan bagi manusia. Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung api. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.

Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin.

Awan panas (wedhus gembel) adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya karena tidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletusAwan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km per jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki, dan juga menyebabkan sesak napas sampai tidak bisa bernapas.

Abu Letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Pada letusan besar seperti pernah terjadi di Gunung Krakatau, abu yang dihasilkan bahkan menutupi sinar matahasi sampai berminggu-minggu.

b.      Tindakan Kesiapsiagaan Persiapan dalam Menghadapi Letusan Gunung

Langkah kongkrit dalam kesiapsiagaan terhadap letusan Gunung antara lain adalah :
  1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung dan ancaman-ancamannya
  2. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
  3. Membuat sistem peringatan dini
  4. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api
  5. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi berwenang
  6. Membuat perencanaan penanganan bencana Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan
  7. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
  8. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi
 
c.      Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Saat Terjadi Letusan Gunung

Tindakan yang dilakukan ketika telah terjadi letusan adalah :
  1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan daerah aliran lahar Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan
  2. Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas
  3. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya
  4. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata Jangan memakai lensa kontak
  5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
  6. Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan

d.      Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Terjadinya Letusan

Setelah terjadi letusan maka yang harus dilakukan adalah :
  1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
  2. Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan
  3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian

Penanganan bencana letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan setelah terjadi letusan.

a.     Penanganan sebelum terjadi letusan

  1. Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung berapi yang aktif
  2. Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi gunung berapi
  3. Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung berapi
  4. Melakukan pembimbingan dan pemberian informasi gunung berapi
  5. Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di gunung berapi
  6. Melakukan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan pendukungnya seperti peningkatan sarana san prasarana
b.     Penanganan saat terjadi letusan

  1. Memebentuk tim gerak cepat
  2. Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan didukung oleh penambahan peralatan yang memadai
  3. Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan alur dan frekuensi pelaporan sesuai dengan kebutuhan
  4. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai prosedur

c.     Penanganan setelah terjadi letusan

  1. Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan
  2. Mengidentifikasi daerah yang terancam bencana
  3. Mmemberikan saran penanggulangan bencana
  4. Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang
  5. Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak
  6. Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun
  7. Melanjutkan pemantauan secara berkesinambungan.

Anggota Kelompok :

Eman Sulaeman
Haekal
Dudi

EMAS PUPAH
LUSIANAANDINI
SITI SALMAH
WENTI NURYANTI

TSUNAMI

Tsunami terjadi karena adanya gangguan impulsif terhadap air laut akibat terjadinya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba. Ini terjadi karena tiga sebab, yaitu : gempa bumi, letusan gunung api dan longsoran (land slide) yang terjadi di dasar laut. Dari ketiga penyebab tsunami, gempa bumi merupakan penyebab utama. Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang menyebabkannya.

Bagian terbesar sumber gangguan implusif yang menimbulkan tsunami dahsyat adalah gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Walaupun erupsi vulkanik juga dapat menimbulkan tsunami dahsyat, seperti letusan gunung Krakatau pada tahun 1883.

Gempa bumi di dasar laut ini menimbulkan gangguan air laut, yang disebabkan berubahnya profil dasar laut. Profil dasar laut iniumumnya disebabkan karena adanya gempa bumi tektonik yang bisa menyebabkan gerakan tanah tegak lurus dengan permukaan air laut atau permukaan bumi. Apabila gerakan tanah horizontal dengan permukaan laut, maka tidak akan terjadi tsunami.

Apabila gempa terjadi didasar laut, walaupun gerakan tanah akibat gempa ini horizontal, tetapi karena energi gempa besar, maka dapat meruntuhkan tebing-tebing (bukit-bukit) di laut, yang dengan sendirinya gerakan dari runtuhan in adalah tegak lurus dengan permukaan laut. Sehingga walaupun tidak terjadi gempa bumi tetapi karena keadaan bukit/tebing laut sudah labil, maka gaya gravitasi dan arus laut sudah bisa menimbulkan tanah longsor dan akhirnya terjadi tsunami. Hal ini pernah terjadi di Larantuka tahun 1976 dan di Padang tahun 1980.

Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah :

  1. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
  2. Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km.
  3. Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 Skala Richter.
  4. Jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gaya-gaya semacam  ini biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.

Cara penanggulangan tsunami, yaitu :
  1. Melaksanakan evakuasi secara intensif.
  2. Melaksanakan pengelolaan pengungsi. 
  3. Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
  4. Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian logistik yang diperlukan. 
  5. Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
  6. Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
  7. Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
  8. Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.

Tindakan tanggap Darurat
  1. apabila terdengar gemuruh dahsyat yang berasal dari laut segeralah berlari menuju tempat yang lebih tinggi dan beri tahu warga sekitar guna mencari tempat yang aman.
  2. apabila sudah tidak sempat berlari ke tempat yang lebih tinggi seperti bukit, gunung dan sebagainya carilah rumah bertingkat yang tinggi agar tidak terseret ombak tsunami.
  3. apabila dari keduanya sudah tidak memungkinkan naiklah ke atas pohon yang cukup tinggi dan kokoh seperti pohon kelapa dan lainnya.
  4. jangan turun dari tempat tinggi sebelum ada pengumuman bahwa situasi telah aman dari badan seperti BMKG dan lainnya.
  5. Tolonglah korban lain yang luka- luka terlebih dahulu ke tempat yang lebih aman
  6. Apabila ada anggota keluarga yang hilang maka carilah di posko-posko penanggulangan bencana.
Anggota Kelompok :

1.Heri a.
2.Supriadi
3.Rijkun b.
4.Aris p.h

BENCANA TANAH LONGSOR

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng


Jenis-jenis Tanah Longsor

Ada 6 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
  • Hujan
  • Lereng terjal
  • Tanah yang kurang padat dan tebal
  • Batuan yang kurang kuat
  • Jenis tata lahan
  • Susut muka air danau atau bendungan
  • Pengikisan/erosi
  • Adanya material timbunan pada tebing dll
Tindakan Yang Bisa Dilakukan Selama dan Sesudah Tanah Longsor

1. Tanggap Darurat

Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
  • Kondisi medan
  • Kondisi bencana
  • Peralatan
  • Informasi bencana

2. Rehabilitasi

Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.

3. Rekonstruksi

Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.

Tindakan Preventif


Tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat hunian, antara lain:
  1. Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).
  2. Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan).
  3. Vegetasi kembali lereng-lereng.
  4. Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian
Anggota Kelompok :

Nengsih
Sriwahyuni
Hilda
Riskasari 

PENCEMARAN AIR

" Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup ...." (al Qur'an)

Air yang ada dalam Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi.

A. Manfaat Air

  1. Sumber Kehidupan
  2. Membantu Fotosintesis tumbuhan
  3. Sebagai  pemenuhan kebutuhan makhluk hidup

B. Standar Kualitas Air

1.Syarat fisik, antara lain:
  • Kekeruhan, Air harus bersih dan tidak keruh
  • Warna, Air tidak berwarna apapun
  • Rasa, Tidak berasa apapun
  • Bau, Tidak berbau apaun
  • Temperatur, Suhu antara 10-25oC (sejuk)
  • Endapan, Tidak meninggalkan endapan
2. Syarat kimiawi, antara lain:

  • Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.   
    Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll.
    Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.   
    Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan
  • Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
  • Cukup yodium
  • pH air antara 6,5 – 9,2

3. Syarat biologi, antara lain:

  1. Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit
  2. Tidak mengandung tumbuh-tubuhan, protista, virus dll
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
  • Aman dan higienis.
  • Baik dan layak minum.
  • Tersedia dalam jumlah yang cukup.
  • Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
4.    Parameter Air Bersih secara Radiologi
  • Konduktivitas atau daya hantar
  • Pesistivitas
  • PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)

C. Penggolongan Air :

Golongan A : air untuk minum tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.


D. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia maupun alam sehingga tidak berfungsi sebagaimana peruntukkannya.

1. Penyebab

Pencemaran Air disebabkan antara lain:
  1. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
  2. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
  3. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem
  4. Erosi dan curah hujan yang tinggi.
  5. Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukiman penduduk.
  6. Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya.
   
Salah satu penyebab pencemaran di air yang paling terkenal adalah akibat penggunaan zat kimia pemberantas hama DDT.

2. Dampaknya
  • Dapat menyebabkan banjir
  • Erosi
  • Kekurangan sumber air
  • Dapat membuat sumber penyakit
  • Tanah Longsor
  • Dapat merusak Ekosistem sungai

3. Cara Penanggulangannya

  • Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
  • Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan sepeda motor
  • Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai tempat kakus
  • Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu
  • Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
  • Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
  • Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
  • Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.
  • melakukan penanaman pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam jumlah banyak. Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal. Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif  dan handal.

Nama Anggota Kelompok

Aryanto
M. Ramdoni
St. Qurrota Ayuni

Abdul rojak
Cecep irawan
Ardiansah efendi
Muhammad alfin

PENCEMARAN UDARA

Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan.
Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran. Rusaknya atau semakin sempitnya lahan hijau atau pepohonan di suatu daerah juga dapat memperburuk kualitas udara di tempat tersebut. Semakin banyak kendaraan bermotor dan alat-alat industri yang mengeluarkan gas yang mencemarkan lingkungan akan semakin parah pula pencemaran udara yang terjadi.

Sumber Polusi Udara

    Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder.

  1. Pencemar primer, adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. [Karbon monoksida] adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran.
  2. Pencemar sekunder, adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam [smog fotokimia] adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder
Penyebab pencemaran udara
  • hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor
  • bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimia organik dan anorganik
  • pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
  • pembakaran sampah rumah tangga
  • pembakaran hutan gunung meletus, aktivitas vulkanik
  
Jenis-jenis zat pencemar udara
a.    Karbon monoksida
b.    Oksida nitrogen
c.    Oksida sulfur
d.    CFC
e.    Hidrokarbon
f.    Ozon
g.    Volatile Organic Compounds
h.    Partikulat


Dampak pencemaran udara

  1. Dampak Kesehatan.
    Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
    Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
    Terganggunya fungsi reproduksi, Stres dan penurunan tingkat produktivitas, Stres dan penurunan tingkat produktivitas, Kesehatan dan penurunan kemampuan mental dan Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak anak-anak.
  2. Dampak terhadap tanaman.
    Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
  3. Hujan asam.
    pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
  4. Efek rumah kaca.
    Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global:
    - Pencairan es di kutub,
    - Perubahan iklim regional dan global,
    - Perubahan siklus hidup flora dan fauna
  5. Kerusakan lapisan ozon.
    Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

Cara Penanggulangan
   
  1. Mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna,
  2. Pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota),
  3. Melakukan reboisasi/penanaman kembali pohon¬pohon pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik.
  4. Mengurangi bahan  bakar fosil dan menggantinya dengan bahan bakar yang ramah lingkungan misalnya biodesel.
  5. Mengontrol emisi kendaran bermotor  yaitu dengan mengubah alat pengubah ketalitik.
  6. Tidak melakukan pembakaran hutan secara liar.
  7. Melakukan penanaman pohon dan merawatnya dengan baik.
  8. Mengembangkan teknoligi mesin yang tidak menggunakan bahan bakar fosil.seperti embuat mobil listrik.
  9. Melakukan pengolahan atau pengolahan terhadap gas buang  sebelum di buang bebas ke udara.


Nama Anggota Kelompok

Hafiz Paikar
Hesti Wahyuni
Lutfi Padilah
Siti Hasana

Oktalia handini
Nurhalimah(b)
Dian hardianti
Siti feby

PENCEMARAN TANAH

1.    Pengertian  Pencemaran tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia  masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya  terjadi karena:
-    kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau  fasilitas komersial;
-    penggunaan pestisida;
-    masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;
-    kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
-    air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

2.    Penyebab terjadinya Pencemaran Tanah

Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan manusia. Pencemaran air dan tanah adalah pencemaran yang terjadi di perairan seperti sungai, kali, danau, laut, air tanah, dan sebagainya. Sedangkan pencemaran tanah adalah pencemaran yang terjadi di darat baik di kota maupun di desa.

Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang telah tercemar dengan proses pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam sekitar kita.

Pernyebab Pencemaran Lingkungan di Air dan di Tanah :

1. Erosi dan curah hujan yang tinggi.
2. Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukiman penduduk.
3. Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya.

3.    Dampak Pencemaran Tanah

a)    Dampak Pada Kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena.
  • Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.
  • Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
  • Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati.
  • PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati.
  • Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot.
  • Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.
Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.

b)    Dampak Pada Ekosistem

    Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.

c)    Dampak Pada Pertanian

  1. perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian.
  2. dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yangpanjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

4.    Penanganan Pencemaran Tanah

a.    Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu
  1. in-situ (atau on-site), pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi
  2. ex-situ (atau off-site).

b.    Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

c.    Landfill, yaitu pembuangan sampah ke dalam lobang (tempat yang lebih rendah).
d.    sanitary incineration, pembuangan sampah ke dalam jurang kemudian ditutup lagi dengan tanah
e.    Individual incineration, yaitu sampah dikumpulkan dan dibakar sendiri.
f.    incinerator, yaitu pembakaran sampah setelah sampah terkumpul banyak oleh petugas kebersihan.

Nama Anggota Kelompok
Fitria
Riva Nurfadilah
Siti Nita Komala
Siti Syamsiyah

Belajar Geografi ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO